Siswa Beli Selimut Demi Kontingen POR SD/MI Tulungagung

GOR Lembu Peteng bakal dijadikan tempat pembukaan POR SD/MI Jatim VII, Senin (2/11) mendatang. Rencananya, ada 11 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan dalam POR tersebut.

GOR Lembu Peteng bakal dijadikan tempat pembukaan POR SD/MI Jatim VII, Senin (2/11) mendatang. Rencananya, ada 11 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan dalam POR tersebut.

Tulungagung, Bhirawa
Perhelatan Pekan Olahraga (POR) SD/MI Jatim VII yang bakal diadakan di Tulungagung pada tanggal 2-6 November mendatang dikeluhkan sebagian orangtua siswa. Masalahnya, siswa yang sekolahnya ditetapkan sebagai tempat penginapan kontingen diminta untuk menyediakan fasilitas perlengkapan tidur.
Salah seorang orangtua siswa pada Bhirawa, Kamis (29/10), mengungkapkan telah membeli selimut untuk kontingen POR SD/MI yang bakal menginap di sekolah anaknya. “Besok (hari ini) katanya harus sudah dikumpulkan. Untuk anak saya kebagian membeli selimut. Yang lainnya ada yang kebagian membeli bantal atau guling,” ujarnya.
Permintaan penyediaan fasilitas perlengkapan tidur ini, menurut dia, jelas membuat sebagian orangtua siswa mengeluh. Mereka mempertanyakan kesiapan penyelenggaraan POR SD/MI di Tulungagung karena harus melibatkan juga orangtua siswa dalam penyediaan fasilitas perlengkapan tidur.
Informasi yang diperoleh Bhirawa, selain ada siswa yang diminta menyediakan selimut, ada pula siswa di sekolah lain yang diminta menyumbang masing-masing Rp 3.000. Hasil pengumpulan uang tersebut juga sama untuk memfasilitasi perlengkapan tidur bagi atlit dan ofisial POR SD/MI.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tulungagung, Suharno SPd MPd, ketika dikonfirmasi kemarin menyatakan tidak mewajibkan siswa untuk membeli perlengkapan tidur bagi kontingen POR SD/MI. “Kami tidak pernah memerintahkan. Apalagi sampai membuat surat agar siswa membeli selimut, bantal atau guling,” tandasnya.
Menurut pria berkacamata ini, sekolah yang ketempatan hanya diimbau untuk meminjam perlengkapan tidur. “Semisal untuk alas tidur, bisa pinjam karpet anggota yasinan di sekitar sekolah itu. Jadi tidak ada keharusan untuk beli,” tuturnya.
Suharno mengungkapkan tengah menyiapkan 38 sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA yang akan dijadikan tempat menginap kontingen dari 38 Kota/Kabupaten se-Jatim. Sekolah-sekolah tersebut telah disurvei dan memiliki fasilitas MCK (mandi, cuci dan kakus) memadai. “Tapi biasanya tidak semua kontingen kemudian bersedia ditempatkan di sekolah-sekolah tersebut. Ada kontingen yang menginap di hotel. Kami belum tahu kontingen mana saja yang akan menginap di hotel itu,” terangnya.
Menjawab pertanyaan, Suharno menyatakan penyelenggaraan POR SD/MI merupakan leading sector Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Tulungagung bukan Dikbud. “Kami sebenarnya hanya menyediakan atlit-nya saja. Soal sekolah sebagai tempat penginapan sebelumnya yang menentukan juga Disparpora. Kami kemudian memilihkan sekolah yang layak untuk dijadikan tempat penginapan,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Disparpora Kabupaten Tulungagung. Drs Heru Santoso MSi, menyatakan hanya membantu Pemprov Jatim dalam penyelenggaraan POR SD/MI. Begitu pun dengan fasilitas perlengkapan bagi para kontingen di sekolah-sekolah, menurut dia, Disparpora Kabupaten Tulungagung tidak menyediakannya.
“Fasilitas perlengkapan tidur itu menjadi tanggungan kontingen masing-masing. Bukan tanggungan kami. Kalau kemudian ada siswa yang membeli selimut atau bantal untuk kontingen, itu bukan permintaan kami. Tanyakan saja pada Dikbud karena mereka yang punya sekolah,” pungkasnya. (wed)

Tags: