Siswa Belum Sempat Pulang, Langsung Siap-siap ke Brasil

Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi saat mengundang secara khusus para siswa peraih medali emas di LKS SMK tingkat nasional 2014 , Rabu (27/8).

Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi saat mengundang secara khusus para siswa peraih medali emas di LKS SMK tingkat nasional 2014 , Rabu (27/8).

Kota Surabaya, Bhirawa
Penantian panjang menjadi juara tingkat nasional pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK akhirnya terjawab sudah. Meski hanya berada di posisi ketiga, apresiasi terhadap para kontingen terus mengalir. Tidak hanya dari pemerintah, melainkan juga dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Dua di antara delapan peraih medali emas itu bahkan langsung mendapat tawaran untuk mengikuti World Skills International  di Sao Paulo, Brasil pada 2015 mendatang.
Usai perhelatan berakhir, delapan kontingen yang sukses meraih medali emas di LKS SMK tingkat nasional diundang secara khusus untuk menerima apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Namun di antara delapan kontingen yang hadir itu, satu siswa terlihat absen. Dia adalah Graha Louvit, peraih medali emas bidang industrial control dari SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, Malang.
Guru pendamping yang hadir saat itu mengakui, sejak lomba LKS SMK berakhir pada 23 Agustus lalu di Palembang, dia langsung ditarik bergabung dengan PT Denso Indonesia di Cikarang. “Jadi waktu pulang, dari Palembang kita transit dulu ke Jakarta. Lalu dari Jakarta Louvit langsung dijemput ke Cikarang,” kata Ivayanti Maysarah, guru pendamping dari SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, Malang.
Iva mengaku sejak lomba berlangsung, siswanya sudah diincar pihak perusahaan untuk ikut bergabung. Selain untuk bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang spare part mobil itu, dia juga akan disiapkan untuk mengikuti World Skills di Brasil. Louvit diincar perusahaan setelah sukses membuat panel otomasi industri. Panel ini merupakan alat untuk mengontrol seluruh fungsi mesin yang terdapat di dalam industri. “Kami sengaja melatih siswa membuat panel dengan standar internasional. Jadi panel otomasi ini benar-benar bisa diunggulkan,” tutur dia.
Tak tanggung-tanggung persiapannya. Selama delapan bulan sebelum perhelatan LKS SMK tingkat nasional ini dimulai, Iva bersama tim dari sekolahnya melatih Louvit secara intensif. Mulai Desember 2013 sampai April 2014, latihan dilakukan setiap hari sepulang dari sekolah, yaitu mulai pukul 14.00 sampai 18.00. Usai mengikuti Ujian Nasional (UN) pada April hingga Agustus, jadwal latihan semakin panjang, yaitu mulai pukul 08.00 hingga 17.00.
Bimbingan tidak hanya untuk menguasai teori dan teknik membuat panel otomasi. Melainkan juga untuk membekali mental siswa agar benar-benar prima saat praktik di lokasi lomba dan saat presentasi di hadapan dewan juri. “Di lokasi lomba, siswa harus mengerjakan panel otomasi mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Setelah itu mereka juga diminta presentasi. Kalau tidak kuat mental dan fisiknya tentu siswa akan keteteran,” kata dia. Berkat latihan itu, siswanya pun berhasil menyingkirkan sebelas provinsi lain yang menjadi pesaingnya.
Selain Louvit, peraih medali emas yang akan dikirim ke Brasil adalah Prima Andy Saputro dari SMKN 4 Malang. Di tingkat nasional Prima sukses dalam lomba bidang printing. Dia sukses mencetak kalender dengan mesin printing digital dalam waktu 105 menit dari total waktu yang disediakan 120 menit. Kecepatan membuat kalender juga diukur dengan kualitas warna dan presisinya dengan model yang diinstruksikan. “Yang paling susah adalah menyeimbangkan antara air dan tinta yang digunakan pada plat,” kata dia.
Siswa jurusan Teknik Produksi Grafika ini menjelaskan, semua proses dalam pembuatan kalender ini menggunakan mesin digital. Sehingga perhitungan harus benar-benar tepat. Jika sedikit saja terjadi kesalahan prosedur, mesin printing akan error dan tidak dapat melakukan produksi.
Seperti Louvit, Prima juga langsung dilirik pihak luar yang saat itu juga memantau lomba. Dia langsung ditarik untuk melanjutkan kuliah gratis di Politeknik Negeri Media, Jakarta. “Ini akan menjadi kesempatan saya untuk sekaligus berlatih menyiapkan diri mengikuti kompetisi di Brasil,” tutur dia.
Sementara itu, Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi mengutarakan apresiasinya atas prestasi yang berhasil diraih para siswa. Baik mereka yang meraih medali emas, perak, perunggu hingga peraih juara harapan 1 dan 2. Menurutnya, prestasi ini cukup melejit di banding tahun lalu. Sebab, tahun lalu Jatim berada di posisi keempat dengan hanya mengoleksi tiga medali emas. “Kalau tahun ini sudah bisa mengoleksi delapan emas itu berarti peningkatan yang bagus,” kata dia.
Menurut Harun, selisih antara juara 1, 2 dan 3 tidak terpaut jauh. Sehingga pada tahun berikutnya peluang untuk mengunggulinya akan terbuka lebar. Sebagai peringkat pertama misalnya, Provinsi DKI Jakarta menjadi juara umum dengan 13 medali emas dan Jateng sebagai Juara 2 berhasil mengoleksi 11 medali emas.
Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) Drs Hudiyono MSi menambahkan, Jatim berhasil meraih peringkat tiga setelah mengoleksi meraih 8 medali emas, 8 perak, 5 perunggu, 3 harapan satu dan 5 harapan dua. Jumlah medali ini meningkat dari tahun lalu saat LKS digelar di Jakarta. Yaitu 3 medali emas, 5 medali perak, 7 medali perunggu, 6 harapan satu dan 9 harapan dua.
Keberhasilan ini menandakan bimbingan yang dilakukan baik oleh guru maupun Dindik Jatim telah berhasil. Sebab, pihak Dindik Jatim secara khusus telah menerjunkan tim yang terdiri dari perguruan tinggi dan industri untuk melakukan pembinaan kepada siswa. “Kita latih mereka mulai dari kompetensinya hingga keterampilan dalam menjelaskan karya,” kata dia. [tam]

Tags: