Siswa dan Guru Pentaskan Aksi Drama Kolosal Kepahlawanan

Para pelajar dan guru berkolaborasi memerankan teatrikal perjuangan para pahlawan.

Sidoarjo, Bhirawa
Peringatan Hari Pahlawan menjadi ajang para siswa untuk menampilkan kreativitasnya. Mulai dari jalan sehat/pawai dengan berpakaian bak pejuang hingga penampilan teatrikal perjuangan Arek-arek Suroboyo yang merobek Bendera Belanda di Hotel Yamato. Seperti yang dilakukan oleh para siswa dari SMP dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.
Gelar drama kolosal/teatrikal perjuangan, mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), Minggu (9/11) yang melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari para guru, siswa SMP dan SMK Sepuluh Nopember tersebut sekaligus dalam rangka ‘Anniversary’ SMP dan SMK Sepuluh Nopember ke 8.
Ketua Yayasan Sepuluh Nopember, Buduran, Sidoarjo Hj. Misti Hariasih, SE. MM menuturkan kalau peringatan hari lahirnya Yayasan Sepuluh November yang ke8 tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Kali ini pihak yayasan menggelar serangkaian kegiatan bertemakan semangat generasi muda, untuk mempertahankan NKRI dalam momentum hari pahlawan.
Jadi, pihak yayasan sekarang ini mewajibkan seluruh siswa-siswi dan guru, mulai dari lembaga pendidikan SMP dan SMK untuk mengenakan kostum perjuangan.
“Karena lahirnya yayasan kami bersamaan dengan peringatan Hari Pahlawan, yakni pada tanggal 10 Nopember. Di momentum ini, para siswa dan guru memberikan pelajaran yang baik untuk selalu mengenang perjuangan para pahlawan, sehingga patut di teladani dan meneruskan perjuangannya melalui pendidikan,” tutur Misti Hariasih.
Sementara Ketua Panitia Kegiatan Syaiful Tulus Jatmika mengungkapkan kalau kegiatan ini diawali dengan pawai keliling desa, dilanjutkan dengan meniup lilin, pemotongan tumpeng serta pelepasan balon oleh ketua yayasan.
Usai pelepasan balon, para siswa dan guru yang tergabung dalam teater atau drama kolosal memainkan kisah perjuangan arek-arek Surabaya dalam mempertahankan NKRI melawan penjajah.
“Jadi, semangat arek-arek Surabaya dalam melawan penjajah mengisahkan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato di Surabaya pada masa lalu dengan mengorbankan ribuan jiwa para pejuang kemerdekaan,” jelas Syaiful Tulus. [ach]

Tags: