Siswa dan Guru SMPN 3 Tulungagung Kebanjiran

Semua siswa-siswi termasuk guru SMPN 3 Tulungagung harus melepas sepatu ketika masuk sekolah akibat banjir yang belum surut-surut, Selasa (31/1)

Tulungagung, Bhirawa
Hujan disertai angin kencang yang melanda Kota Tulungagung, Senin (30/1) malam, tidak hanya membuat pohon-pohon di jalan protokol bertumbangan, tetapi juga mengakibatkan banjir di SMPN 3 Tulungagung. Banjir bahkan belum surut sampai Selasa (31/1) siang.
Genangan air di SMPN 3 Tulungagung ini tentu saja membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut terganggu. Siswa-siswi harus melepas sepatu mereka ketika memasuki areal sekolah. Begitu pun dengan guru-gurunya.
Pantau Bhirawa kendati air tidak sampai masuk kelas, namun seluruh halaman area SMPN 3 Tulungagung tergenang air. Hal ini membuat siswa dan guru kesulitan masuk dan pulang sekolah karena harus terlebih dulu melepas sepatunya masing-masing.
Salah seorang penjaga keamanan SMPN 3 Tulungagung mengatakan banjir yang melanda sekolah yang dulu berstatus RSBI itu sedikit banyak mengganggu aktifitas belajar mengajar. “Kelas (lantainya) jadi basah karena terkena air yang dibawa kaki-kaki siswa. Jelas ini mengganggu,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung, Suroto SSos MSi, ketika dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (31/1), mengatakan tidak bisa berbuat banyak dengan banjir yang terjadi di SMPN 3 Tulungagung.
Menurut dia, air yang menggenang di sekolah tersebut percuma jika dilakukan penyedotan. “Masalahnya, sekolah posisinya berada di bawah jalan aspal. Di sekitarnya pun juga sudah tergenang air. Kami kesulitan untuk membuang airnya itu kemana,” ujarnya.
Ia berharap air yang menggenang di SMPN 3 Tulungagung segera surut dan tidak terjadi hujan lagi. “Memang hujan semalam lebat dan disertai angin kencang. Tidak hanya SMPN 3 Tulungagung yang banjir, namun sejumlah pohon di Kota Tulungagung banyak yang tumbang,” papar Suroto.
Di Desa Bono Kecamatan Boyolangu, lanjut dia, bahkan sampai ada empat rumah warga setempat yang asbesnya terbang dibawa angin kencang. “Semua sudah kami atasi. Termasuk rumah yang rusak ringan. Kami bekerjasama dengan polisi dan tentara hari ini (kemarin) langsung memberi bantuan. Utamanya material bagi rumah yang rusak,” katanya.
Disebutkan Suroto, pada bulan ini dan Februari 2017, masyarakat Tulungagung diimbau untuk waspada karena potensi hujan yang disertai angin kencang selalu mengintai. “Menurut BMKG begitu. Sampai Februari cuacanya begini hujan disertai angin kencang,” paparnya lagi. [wed]

Tags: