Penyelidikan Kunci Jawaban UN
Polrestabes Surabaya, Bhirawa
Bocornya kunci jawaban Ujian Nasional (UN) 2014, bermula dari dunia maya. Ini disampaikan oleh Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman yang menyelidiki kebocoran kunci jawaban UN yang dilakukan salah satu oknum dan dikendalikan lewat dunia maya.
AKBP Farman menerangkan, pihaknya sudah menyita sebanyak 200 lembar yang diduga merupakan kunci jawaban UN. Di hari terakhir UN, pihaknya telah memeriksa siswa kelas 12 salah satu SMA Negeri yang berada di wilayah Benowo Surabaya. “Pemeriksaan sementara dilakukan kepada siswa-siswa yang membeli kunci jawaban UN,” ujarnya, Rabu (16/4).
Menurutnya, sebagian besar siswa mengaku membeli kunci jawaban UN seharga Rp 150 ribu dari seorang oknum yang menyebarkan lewat duni maya. Kemudian, kunci jawaban yang dibeli dari salah seorang oknum langsung diprint oleh salah satu siswa, hingga diperbanyak dan disebar ke teman-teman sekolahnya.
“Per kunci jawaban dihargai Rp 150 ribu. Dan oknum pemberi kunci jawaban ini menyebarkan lewat duni maya, hingga diteruskan kepada seorang siswa pembeli kunci jawaban itu,” ungkapnya.
Seperti diberitakan Bhirawa Rabu kemarin, kabar sumir tentang peredaran kunci jawaban UN 2014 akhirnya terbukti. Di hari kedua UN digelar, kunci jawaban soal untuk mata pelajaran (mapel) Matematika beredar ke tangan siswa di Surabaya. Hal ini diungkapkan langsung oleh Ketua II Dewan Pendidikan Surabaya Isa Anshori. Dia mengatakan, ada dua paket kunci jawaban mapel Matematika bocor dalam sebuah gambar yang disebar melalui pesan elektronik. Dalam gambar tersebut tertera keterangan paket soal Matematika paket satu dan paket soal enam.
Disinggung apakah oknum tersebut seorang guru, Farman menampik keras hal tersebut. Sampai saat ini pihaknya belum menemukan ada oknum guru yang terlibat dalam pembocoran kunci jawaban UN. “Saat ini polisi masih menyelidiki siapa dalang dari kebocoran soal UN yang terjadi di salah satu SMA Negeri di kawasan Benowo,” katanya.
Lanjutnya, polisi akan koordinasi dan mengklarifikasi kebocoran kunci jawaban ke Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya. Ini dimaksudkan untuk meminta keterangan dari Dindik Kota Surabaya terkait kebocoran kunci jawaban UN di media maya.
Mengenai siapa tersangkanya, Farman menegaskan pihaknya sudah mengetahui siapa oknum penyebar kunci jawaban. Namun, pada saat dilakukan penangkapan, tersangka tidak berada di tempat. “Kami masih mengincar tersangka. Dan terus melakukan penyelidikan atas kasus yang melibatkan salah satu SMA Negeri di Surabaya,” tegasnya.
Terkait keakuratan kunci jawaban, Farman menambahkan dirinya tidak tahu mengenai benar atau tidaknya kunci jawaban tersebut. Pihaknya menjelaskan akan melakukan klarifikasi hal itu ke Dindik Surabaya.
“Benar atau tidaknya kunci jawaban itu, kami akan klarifikasikan hal itu ke Dindik,” papar Kasatreskrim Polrestabes Surabaya.
Selain itu, polisi juga melakukan pemeriksaan lanjutan mengenai penyebaran kunci jawaban, apakah melalui media social facebook atau lewat email. “Karena waktu pemeriksaan yang singkat, para pelajar kelas 12 hanya menyampaikan penyebaran kunci jawaban melalui dunia maya. Nanti akan kita dalami lagi keterangan dari para siswa itu,” pungkasnya. [bed]