Siswa-Guru SMKN 3 Bondowoso Rajut Kebersamaan

Ribuan siswa SMKN 3 Bondowoso kompak mengumpulkan sumbangan dana bantuan korban gempa bumi di Palu dan Donggala, kemarin. [sawawi]

Kumpulkan Dana untuk Korban Gempa Bumi Donggala-Palu
Bondowoso, Bhirawa
Keluarga besar SMKN 3 Bondowoso yang terletak di Jalan Santawi usai mengikuti apel pagi langsung berkumpul di halaman sekolah setempat kemarin. Sejumlah siswa tampak ikut membentangkan poster bertuliskan ‘Pray for Palu-Donggala’. Tak hanya siswa, semua tenaga pendidik dan pengurus komite serta Kepala Sekolah ikut berkumpul untuk memberikan semangat kepada ribuan siswa saat mengumpulkan dana untuk disalurkan kepada korban bencana gempa bumi di Donggala dan Palu Sulawesi Tengah.
Kepala Sekolah SMKN 3 Bondowoso, Dr Umar Said MPd, mengatakan, para korban bencana gempa bumi di Palu-Donggala tersebut merupakan saudara se-bangsa dan se-tanah air yang sedang ditimpa keprihatinan dan duka cita. Kata Umar Said, rajutan yang digagas SMKN 3 Bondowoso dengan menumpulkan dana itu bagaikan mata dan tangan pada tubuh manusia. “Jika tangan kita terasa sakit, maka meneteslah air mata. Jika mata menetes, maka tanganlah yang mengusapnya,” aku Umar Said mengawali sambutan dihadapan siswa dan guru, kemarin.
Masih kata Umar Said, pengumpulan dana secara serentak ini merupkan bukti adanya persatuan dan kesatuan diantara semua anak Indonesia. Mereka yang ada di Donggala dan Palu, urai mantan Kasek SMKN 1 Situbondo itu merupakan saudara satu darah dan satu jiwa. “Ini membuktikan adanya saling membantu dan menopang satu sama lain merupakan tanda adanya hubungan persaudaraan dianatara kita semua. Meski saudara kita jauh ada di Palu dan Donggala, itu merupakan duka negeri kita bersama. Ini semua merupakan duka kita juga,” aku Umar Said.
Umar menambahkan kejadian gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, merupakan kejadian yang sangat mendalam bagi seluruh anak negeri. Air mata saudara yang ada di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah itu, urai Umar, secara otomatis menjadi rasa duka bersama seluruh elemen masyarakat Indonesia. Gempa dahsyat tersebut, aku Umar Said, telah meluluhlantakkan semua infarastruktur yang ada di Palu dan Donggala. Sebagai wujud persaudaraan, terang Umar Said, seluruh keluarga besar SMK Negeri 3 Bondowoso melakukan shalat gaib bersama dan mengumpulkan bantuan untuk saudara-saudara di Palu dan Donggala. “Kami secara khusuk telah menggelar sholat dhuha dan dzikir bersama yang diperuntkkan bagi semua korban gempa di Donggala dan Palu,” beber Umar Said.
Disisi lain, Wakasek Kesiswaan SMKN 3 Bondowoso, Dany Mayang ST, menimpali keluarga besar SMK Negeri 3 Bondowoso bersama pengurus OSIS dan tim PMR serta seksi keagamaan melaksanakan pengumpulan bantuan dengan program sunduk (santunan duka), shalat ghaib dan doa bersama bagi korban Gempa di Palu dan Donggala. Kegiatan ini, kata Dany Mayang, sangat bermanfaat untuk mengembangkan jiwa entrepreneur sosial bagi putera-puteri SMK Negeri 3 Bondowoso. “SMKN 3 Bondowoso prayfor Palu-Donggala Sulawesi Tengah,” pungkas Dany Mayang.

Termotivasi Greg S Reid, Juara 1 Lomba Lampion se-Bondowoso
“Setiap orang berprestasi hebat yang pernah saya kenal tidak pernah menyerah ketika menghadapi tantangan”
Salah satu bait yang diajarkan seorang motivator dunia itu bernama Greg S. Reid itu sangat pantas sebagai gambaran tim kreasi yang ada di SMK Negeri 3 Bondowoso. Dengan kerja keras, latihan yang tiada henti dan semangat dalam memberikan penampilan yang menawan sangat layak disematkan kepada semua siswa SMKN 3 Bondowoso.
Kasek SMKN 3 Bondowoso, Dr Umar Said MPd, menandaskan, adanya bukti kerja keras yang luar biasa sperti ditunjukkan tim lampion SMK Negeri 3 Bondowoso mampu membuahkan hasil yang luar biasa. SMK dengan ikon ‘Techno Entrepreneur’ ini berhasil meraih juara 1 untuk kategori SMA /SMK se Kabupaten Bondowoso dalam event lomba lampion se-Kabupaten Bondowoso. “Penghargaan ini sangat membanggakan karena tim SMKN Bondowoso mampu mengalahkan tim lampion SMK-SMA se Bondowoso,” papar Umar Said.
Di sisi lain, Wakasek Kesiswan SMKN 3 Bondowoso, Dany Mayang ST menuturkan, tak hanya mampu mengukir prestasi dalam ajang lomba lampion, lembaganya juga berhasil meraih penampilan gerakan salto yang sangat atraktif dalam event lomba marching band tahunan tersebut. Anak didiknya, ungkap Dany Mayang, berhasil menampilkan mayoret laki-laki di antara puluhan mayoret perempuan yang tampil dalam pertandingan Marching Band antar pelajar se Kabupaten Bondowoso. “Atraksi itu hanya milik Marching Band SMK Negeri 3 Bondowoso. Karena satu satunya sekolah yang menyuguhkan mayoret laki laki,” tegas Dany Mayang.
Berkat penampilan mengagumkan tim marching band tersebut, imbuh Dany Mayang, ribuan penonton dibuat decak kagum atas penampilan perdana yang sangat mengesankan. Mayoret yang biasanya didominasi siswa putri, tegas Dany Mayang, kali ini SMK Negeri 3 Bondowoso berani tampil beda dengan memainkan gerakan atraktif yang ddominasi kalangan pria sehingga menarik penonton.
Ini menandakan, sebut Dany, sebagai simbol kemaskulinan Marching Band SMK Negeri 3 Bondowoso yang siswanya didominasi oleh putera mampu tampil luwes dan tidak hanya bergelut dengan perkakas mesin seperti engkol, kunci inggris, sorder, dan autochad.
“Siswa SMK mampu dan luwes dalam berseni. Selalu terdepan dalam berprestasi. Cinta perdamaian dan anti Kekerasan. Ini karena kami lebih mendahulukan akal daripada otot,” pungkas Dany Mayang. [awi]

Tags: