Siswa Kelas XII Mulai Laksanakan Uji Hasil Karyanya

Tim kelas XII IPS 2 yang menunjukkan hasil karyanya berupa miniatur ekosistem. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah ditiadakannya Ujian Nasional (UN) bagi siswa kelas XII dan sekolah harus menggelar Ujian Satuan Pendidikan (USP) yang mengacu pada Program Kementerian Pendidikan, yakni Merdeka Belajar. Bagi siswa kelas XII juga harus mengikuti Ujian Project hasil karyanya.
Seperti yang dilakukan siswa kelas XII IPA dan IPS SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita). Para siswa berlomba – lomba membuat tugas akhir. Ujian Project bisa dilakukan dalam bentuk individu maupun kelompok.
Menurut Koordinator Project, Niar Wulandari Akbari, karena tidak ada UN maka di internal Smamita diadakan Ujian Project untuk menunjukan karya 280 siswa yang terdiri dari delapan kelas IPA dan IPS. Ini sekaligus membuat inovasi baru atau ide kreatif yang baru. Hasilnya jika karya para siswa bagus kedepanya bisa dibuat lomba dan bisa dijadikan produk unggulan di sekolah.
“Ujian Project karya siswa ini pemilihan temanya bebas. Para siswai ada yang mengusulkan membuat bisnis plan, teknologi seperti tempat sampah otomatis, dan masih banyak lainnya. Yang dinilai adalah presentasi, abstrak, cara pembuatan produk dan manfaat produk di masyarakat,” ujar Bu Niar–sapaan Niar Wulandari Akbari.
Salah satu karya kelas XII IPA 5, yakni ‘Prototype Tempat Sampah Otomatis Berbasis Arduino Nano dan Infrared Sensor’ dibuat saat kondisi adanya pandemi Covid 19. Karya ini dibuat karena melihat banyak korban dan berdampak kepada ekonomi Indonesia.
“Sehingga kami berinovasi untuk membuat tempat sampah otomatis, agar masyarakat tidak perlu berkontak langsung dengan tempat sampah saat membuang sampah. Karena banyak diketahui, tempat sampah merupakan tempatnya berbagai macam kuman dan bakteri. Jadi mereka tidak perlu menyentuh tempat sampahnya, tapi bisa buka sendiri,” ungkap Dimas Bachrul Ulum juru bicara tim.
Selain itu, ada juga pembuatan Miniatur Ekosistem yang dibuat Tim XII IPS 2 diantaranya Devita Permata Angel, Frisca Putri Amanda, Anisya Syafitrif Indah Wardani dan Arlinda Oktaviani Putri.
“Miniatur Ekosistem ini terbuat dari bahan bekas yang mudah ditemui setiap hari. Tujuannya bagi siapapun yang ingin belajar tentang ekosistem tidak perlu jauh – jauh mencari di alam sekitarnya, tetapi cukup dengan melihat miniature ini mereka sudah bisa mengerti,” ungkap Devita Permata Angel selaku pembicara.
Devita menjelaskan, bentuknya juga cukup lengkap, ada air yang mengalir di sungai, ada sawah serta ada tumbuhan dan hewan – hewanya. Juga ada bebatuan dan orang – orangan sebagai pelengkap dalam miniature ekosistem ini. Selain itu juga diberi lambu hias, agar saat malam hari bisa terlihat lebih indah. [ach]

Tags: