Siswa Langganan Juara, MAN Bondowoso Kembangkan Tahfidz Quran

Diana Ahida Nurul Izzah juara lomba Tahfidzul Quran yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. [Samsul Tahar]

Bondowoso, Bhirawa
Seorang Siswa di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso  yang merupakan satu-satunya MAN yaitu Diana Ahida Nurul Izzah menjadi juara pertama pada lomba Tahfidzul Quran yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.
Ditemui Bhirawa, Diana mengaku senang dengan hasil sempurna yang ia peroleh pada perlombaan menghafal Al-Quran yang ia ikuti ini.
“Saya bisa mendapatkan piala ini tidak lepas dari doa orang tua, guru serta teman-teman,” tutur Diana kemarin
Menurutnya, sebelum mengikuti lomba ia telah mempersiapkan beberapa hafalan mulai dari Juz Amma’, Juz 1 hingga Juz 3 yang memang menjadi Juz yang akan dilombakan. Dengan berbekal niat dan istiqomah, Diana dapat meraih juara pertama pada lomba Tahfidzul Quran tingkat SMA/MA.
“Belajar dan hafalan, serta berdoa. Itu kuncinya,” imbuhnya.
Sementara itu, Muhammad Badri selaku pembina kelas Tahfidz MAN Bondowoso menjelaskan bahwa Diana merupakan sosok siswa yang cerdas. Sejak masuk kelas tahfidz dua tahun lalu, Diana sudah banyak mengoleksi juara dari berbagai perlombaan baik tingkat regional Jawa Timur maupun nasional.
“Sudah banyak yang diperoleh Diana ini. Termasuk kemarin ini juara lomba Tahfidzul Quran yang dilaksanakan di PP Nurul Jadid,” katanya.
Badri menuturkan kelas Tahfidz yang dibuka di MAN Bondowoso sejak 2014 lalu. Saat ini, sudah ada enam kelas yang dibuka bagi para siswa yang ingin menghafal serta mendalami Al-Quran.
“Saat ini kita sudah membuka enam kelas. Biasanya kelas dimulai pada jam pelajaran pertama sekira pukul 07.00 WIB sampai pukul 07.30 WIB,” tambahnya.
Ia berharap, akan lebih banyak siswa yang dapat mengikuti jejak Diana di tahun-tahun yang akan datang. Ditambah beasiswa penuh yang diberikan oleh sekolah bagi Tahfidz Quran, diharapkan dapat memberikan semangat serta membawa nama harum sekolah serta Bondowoso.
Badri menambahkan saat ini MAN Bondowoso bertekad mencetak mencetak siswa Hafidz Quran. Untuk itu, MAN Bondowoso terus membuka kelas Tahfidz.
“Setiap kelas terdiri dari 20 sampai 30 siswa. Sengaja tidak disamakan dengan kelas reguler agar pembinaannya bisa lebih intens,” katanya.
Menurut Badri, hafalan di kelas ini dilakukan setiap hari dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa dan dimulai dari Juz 30 kemudian dilanjutkan Juz 1, Juz 2 dan seterusnya.
Setiap guru nantinya, akan diberikan beban menerima setoran hafalan dari para siswa. Setelah itu, adalah metode muroja’ah atau mengulang hafalan yang sudah pernah dilakukan.
“Masing-masing siswa akan menghafal setiap harinya. Jumlah hafalan akan ditentukan oleh kemampuan siswa, baik satu ayat, dua ayat bahkan satu lembar,” imbuh pria yang mengajar mata pelajaran Hadist dan Tafsir Quran ini.
Ia menambahkan setiap tahunnya siswa memiliki tanggungan menyelesaikan minimal 2 Juz untuk naik kelas. Kurikulum yang diberikan dari kelas Tahfidz di MAN Bondowoso diprioritaskan hafalannya, karena hafalan Al Quran merupakan target utama dari kelas Tahfidz itu sendiri.
Menariknya, setiap siswa yang berhasil menghafal 5 Juz pada akan diberikan beasiswa penuh selama satu tahun, dan berlaku kelipatannya.
“Sekolah memberikan beasiswa selama setahun pada siswa yang berhasil menghafal 5 Juz. Jika bisa 10 Juz maka akan diberikan beasiswa penuh 2 tahun dan begitu seterusnya,” ujarnya.
Manfaat mengikuti Tahfidz Quran sendiri yaitu dapat memahami agama Islam, Al-Qur’an dan Hadits serta memiliki akhlak yang baik. Para siswa yang menempuh kelas ini kata Badri, tergolong siswa yang mempunyai kemampuan baik dibidang akademik.
Untuk jadwal kelas Tahfidz itu sendiri yaitu dilaksanakan pada jam pelajaran pertama antara jam 07.00 WIB hingga jam 07.30 WIB. Untuk masuk kelas khusus ini, MAN Bondowoso menerapkan sistem seleksi bagi para siswa. [har]

Tags: