Siswa MAN 2 Kota Probolinggo Siap Ke Tingkat Internasional

Ahmad Mahdian, siswa MAN 2 Kota Probolinggo.(Wap)

(Jadi Juara Pertama Kejurnas Robotik ITS)

Kota Probolinggo, Bhirawa
Ahmad Mahdian, siswa MAN 2 Kota Probolinggo yang bersama dua rekannya berhasil meraih juara I Kejurnas Robotik. Padahal sebelumnya, Mahdian -panggilannya- sempat ditolak ikut ekstrakurikuler robotik, lantaran dia adalah siswa Jurusan Bahasa. MAN 2 Kota Probolinggo menutup tahun 2018 dengan raihan prestasi membanggakan. Mulai dari akademik, sampai nonakademik seperti musik, olahraga, lingkungan, sampai bidang IT. Prestasi itu mendapat apresiasi. Seperti juara 3 kepala madrasah berprestasi tingkat Jatim dan masuk 10 nominasi madrasah inspiratif.
Kepala MAN 2 Kota Probolinggo Drs. Alfan Makmur, M.M., Senin 27/5 mengatakan, prestasi itu adalah bagian dari kerja keras banyak pihak. “MAN 2 punya ghiroh dan kekuatan untuk mendapatkan penghargaan itu. Tentunya dengan kerja keras dan program kreatif lainnya,” terangnya.
Sebagai madrasah berbasis IT, siswa madrasah meraih juara nasional lomba robotik. Termasuk prestasi di bidang lingkungan dengan meraih penghargaan Adwiyata Mandiri. “Atas prestasi itu, MAN 2 Kota Probolinggo mendapat gelar juara 3 kepala madrasah berprestasi tingkat Jatim dan masuk 10 nominasi madrasah inspiratif,” jelasnya.
Alfan menambahkan, prestasi itu juga bagian dari penerapan program Kajian Jumat Sejati (KJS). Salah satunya pembacaan tartil Alquran setiap hari selama 15 menit di semua kelas. Jadi, semua anak dengan khusyuk membaca dan mendengarkan tartil 25 ayat setiap hari. Dengan pembacaan Alquran, siswa bisa konsentrasi belajar.
Pagi itu, pukul 10.00. Dari sebuah ruangan di samping gedung aula MAN 2 Kota Probolinggo, terdengar suara mesin robotik jenis line tracer. Di ruangan itu, sejumlah siswa sedang fokus di depan track atau lintasan robotik di depan mereka. Sementara satu siswa dan satu siswi sedang sibuk merakit motor robotnya. Keduanya Ahmad Mahdian, 17, dan Nura Fara Salsabila, 17. Mereka menunjukkan kebolehannya merakit dan memprogram motor robotik jenis line tracer pada Kepala MAN 2, Alfan Makmur.
Ya, keduanya sedang berlatih memprogram robotik. Kemampuan itu pula yang mengantar mereka meraih juara I dalam Kejurnas Robotik di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya pada 12-14 April.
Bertiga mereka satu tim, ikut Kejurnas Robotik tersebut. Selain Ahmad Mahdian dan Nura Fara Salsabila, juga ada Ahmad Saiful Rizal, 18. Nura Fara Salsabila dan Ahmad Saiful Rizal, sama-sama kelas XI IPA. Sementara Ahmad Mahdian, kelas XI Bahasa.
Mahdian mengatakan, Kejurnas yang mereka ikuti cukup menegangkan. Sebab, kejuaraan itu dibuka untuk umum. Banyak peserta yang sering menjuarai lomba serupa, terutama sekolah-sekolah dari Malang dan Surabaya. Kendali demikian, Mahdian tetap optimistis. Setelah berjuang selama tiga hari, mereka berhasil meraih juara pertama. Sekaligus tim pertama dari MAN 2 Kota Probolinggo yang meraih juara pertama pada Kejurnas Robotik, paparnya.
“Sebelumnya ada kakak kelas yang ikut, tapi meraih juara II. Ini kali pertama MAN 2 mengalahkan sekolah umum yang sering juara pada ajang robotik,” terangnya.
Selain menegangkan, kejuaraan itu sendiri berlangsung ketat. Peserta mendapat track atau lintasan dari panitia yang diberikan sesaat sebelum lomba. Dalam tiap sesi, lintasanya berbeda. Mulai 16 besar, 8 besar, hingga final. Karena itu, tiap peserta harus cermat menyeting robot masing-masing agar bisa melalui lintasan yang disediakan panitia. “Jadi nyetingnya langsung saat lintasan diberikan. Setidaknya membutuhkan waktu 30 menit,” ungkapnya.
Mahdian sendiri, bukan baru saja mengenal dunia robotik. Dia menyukai dunia robotik sejak SD. Namun, saat itu belum ada SD yang punya fasilitas ekstrakurikuler robotik. Baru saat sekolah di MAN 2 Kota Probolinggo, Mahdian bertemu dengan ekstrakurikuler robotik. Dia pun langsung berniat untuk ikut.
Namun, keinginan Mahdian ternyata tidak mudah terwujud. Sebab dia siswa jurusan Bahasa. Sementara untuk ikut ekstrakurikuler robotik, harus siswa jurusan IPA. Terbentur aturan, Mahdian pun pantang mundur. Dengan keinginan yang kuat, dia pun menabung dan membeli satu unit robot jenis line tracer. “Waktu itu sekitar Rp 1,7 juta. Kata guru saya tidak bisa karena di kelas Bahasa nggak ada pelajaran Fisika. Pelajaran matemati jamnya juga kurang,” tandasnya.
Kendati demikian, keinginan untuk mempelajari dunia robotik tetap membara di hati Mahdian. Dia pun belajar otodidak. Termasuk mencari komunitas robotik yang bisa diikutinya. Mahdian bahkan kemudian bergabung dengan komunitas tersebut. Dari situlah akhirnya Mahdian diterima ikut ekstrakurikuler robotik.
Fara menambahkan, mereka sempat tidak menyangka bisa masuk babak final dan menjadi juara pertama. Bahkan, mereka tidak punya persiapan menginap selama tiga hari. Beruntung, ayah Nura Fara Salsabila punya kapal di Surabaya. Sehingga mereka bertiga pun tidur di dek kapal. “Jadi tidurnya di kapal bersama dengan lainnya,” imbuhnya.
Kepala MAN 2 Kota Probolinggo Alfan Makmur menyebut, Kejurnas itu itu menguji kecepatan pemrograman peserta. Beruntung anak didiknya mampu meraih juara pertama. Sebab, prestasi itu bisa menjadi modal bagi mereka untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
“Jadi anak didik kami bisa masuk tanpa tes di ITS Surabaya. Sebab kami sudah bekerjasama dengan mereka. Siapa saja yang berprestasi akan mendapatkan reward masuk perguruan tinggi tanpa tes di sana,” jelasnya.
Sekolah sendiri menurutnya, selalu mendukung siswa yang mengikuti beragam lomba. Ada dana tersendiri untuk membantu akomodasi mereka. Hanya saja nilainya disesuaikan dengan kemampuan sekolah.
“Tetap kami fasilitasi, meski nilainya tidak banyak. Untuk Kejurnas itu, memang kami memprediksi sehari saja. Rupanya sampai tiga hari. Sementara panitia tidak menyediakan penginapan. Akhirnya anak-anak mencari sendiri. Beruntung mereka akhirnya bisa menginap dan tidur di dek kapal milik orang tua Fara,” tandas Alfan.
Kami berharap, setiap siswa menekuni dan meningkatkan prestasi yang telah diraih. Dengan demikian akan menjadi bekal bagi siswa sendiri. Mulai mudah masuk perguruan tinggi, mendapat beasiswa, hingga penghargaan lainnya, tambahnya.(Wap)

Tags: