Siswa MAN Sidoarjo Ciptakan Aplikasi Rehabilitasi Narkoba

Tiga siswa MAN Sidoarjo menunjukkan hasil karyanya yang meraih Silver Award dalam ajang ISTEC 2020. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Bermula dari lingkungan sekitarnya, banyak pemuda – pemudanya yang masih produktif diduga menjadi pencandu Narkoba. Untuk proses penyembuhan, biasanya mereka merasa malu untuk berterus terang, berobat atau untuk meminta rehabilitasi.
Melihat kondisi ini, siswa MAN (Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo), yakni Reza Adrio Farezi, Nofri Hidayatin dan Nida Zahrani siswa kelas X IPA 1 telah berhasil menciptakan aplikasi yang berfungsi untuk merehabilitasi para pencandu Narkorba. Aplikasi yang digarap sekitar tiga bulan lamanya itu diberi nama VRADA (Virtual Reality Anti Drag Addictive), dan berhasil meraih Silver Award dalam ajang ISTEC (International Science Tecnology and Engineering Competition) 2020 di Bandung.
Ditemui di sekolahnya Reza Adrio Farezi mengatakan, program aplikasi yang dikerjakan ini bisa memulihkan para pencadu Narkoba. Idenya muncul dari kehidupannya sehari – hari, sebab di lingkungan sekitar rumahnya diduga banyak pencandu Narkoba.
“Makanya kami berusaha menciptakan program yang dapat mengedukasi para pecandu Narkoba, agar merubah mindset mereka, terutama di kalangan remaja, karena di Sidoarjo ini banyak sekali para pencandu Narkoba,” jelas Reza saat ditemui Sabtu (25/1) lalu.
Jadi program aplikasi android yang dipadukan dengan FR Box ini dibutuhkan ditempat rehabilitasi, di dalamnya terdapat edukasi pesan – pesan moral dan beberapa masalah sosial yang menyebabkan remaja terjerat penyalahgunaan Narkoba.
“Caranya dioperasikan dulu program aplikasinya, terus HP nya dimasukan kedalam FR Box, selanjutnya langsung dipakaikan kepada para pengguna. Menariknya, aplikasi edukasi ini diprogram dalam bentuk tiga dimensi. Jadi mereka melihat sepertinya nyata,” ungkap Reza yang didampingi Timnya yakni Nofri dan Nida.
Reza juga mengaku kalau proses pembuatan program ini butuh waktu sekitar empat bulan lamanya. Kesulitannya kami masih belum pengalaman membuat aplikasi, terutama di aplikasi 3D. Karena program ini masih ada kendala masih harus diperbaiki agar lebih sempurnya. ”Mereka para pencandu agar lebih mudah dan lebih mudah mengerti, sehingga mindset mereka cepat berubah untuk memperbaiki pola hidupnya,” jelas Reza.
Sementara itu, Humas MAN Sidoarjo, Ruhul Fitriyah juga mengaku kalau hasil karya siswanya ini telah dipantenkan, tujuannya agar anak – anak lebih semangat untuk belajar menciptakan ide – idenya. ”Selain itu, hasil karya anak – anak yang penuh dengan semangat ini, agar tidak akan diklaim oleh orang lain. Maka secepatnya kami langsung memantenkan,” tegas Ruhul Fitriyah. [ach]

Tags: