Siswa Putus Sekolah Picu Rendahnya IPM di Jatim

Drs Lutfi Isa Anshori Cabdin Pendidikan Provinsi Jatim di Jember dan Lumajang saat rapat dan singkronisasi peningkatan kwalitas pendidikan dalam upaya mendukung meningkatkan IPM se wilker Bakorwil V Jember, Selasa (30/7).

Jember, Bhirawa
Tingginya angka siswa putus sekolah (drop out) di Jatim menjadi pemicu rendahnya Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Jatim dari sektor pendidikan. Persoalan ini yang menyebabkan IPM di Jatim berada diperingkat 15 nasional.
Berdasarkan data, tingginnya siswa putus sekolah terjadi, ditingkat sekolah mengah pertama (SMP) ke jenjang lebih tinggi SMA.
Hal ini diungkapkn oleh Dinas Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim di Jember dan Lumajang Lutfi Isa Anshori saat rapat dan singkronisasi peningkatan kwalitas pendidikan dalam upaya mendukung meningkatkan IPM se wilker Bakorwil V Jember, Selasa (30/7).
“Di 2019 ini, Gubernur Jatim fokus untuk menekan angka siswa putus sekolah. Ini salah satu strategi dalam menjalankan programnya (Nawa Bhakti Satya) Jatim cerdas dan sehat,” ujar Lutfi dihadapan Dinas Pendidikan, PKK dan OPD terkait di 7 Kab/Kota se Bakorwil V Jember.
Strategi yang difokuskan dalam menekan angka siswa drop out yaitu dengan memberikan bantuan biasa pendidikan dengan program BPOPP (Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraa Pendidikan).
“Kalau dulu SPP. Kalau SMA kita tentukan Rp 70 ribu per bulan, SMK Teknis Rp 135 ribu/bulan dan SMK Non Teknis Rp.110 ribu pet bulan. Dengan adanya bantuan BPOPP ini, diharapkan siswa bisa memanfaatkan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi,” terangnya.
Rasio jumlah siswa SMA se Jatim mencapai 533.144 siswa, SMK 737.582 siswa. Jumlah lembaga SMA 1541 lembaga, SMK 2.099 lembaga.
Program Tistas ini terus disosialisasikan kepada penyelenggara pedidikan baik dari pemerintah (lembaga negeri) maupun masyarakat (lembaga swasta).” Dengan begitu, Gubernur Khofifahberharap kedepan tidak ada lagi alasan siswa tidak sekolah karena biaya,” katanya
Dekan FKIP Universitas Jember Prof.Dr.h.Dafik,MSc PHd mengaku upaya Pemprov Jatim dalam membantu pendanaan (BPOPP) merupakan salah satu terobosan yang patut diapresiasi. Namun , kedepan bagaimana sekolah mampu menciptakan suasana sekolah yang nyaman dan membuat siswa betah disekolah.
“Karena kalau siswa sudah mengalami enjoy full learning dipikirannya, maka mereka akan betah disekolah itu. Kita juga menciptakan kelas yang baik, peralatan yang memadai untuk kegiatan ektra kulikuler dan sebagainya. Upaya ini juga memberikan kontribusi besar dalam menekan angka putus sekolah,” tandas Dafik.
Selain itu, FKIP Unej secara kelembagaan juga menerjunkan 3500 mahasiswanya kedaerah-daerah melalui program tematik untuk membantu perbaikan gizi, sabitasi dan buta aksara.” Mereka terlibat dalam pendidikan luar sekolah kejar paket A, B fan C. Ini salah satu cara untuk menekan angka buta aksara,” terangnya pula.
Sementara, Kepala Bakorwil VJember R.Tjahjo Widodo mengatakan kegiatan ini digelar untuk mengetahui perkembangan dan membedah kiat-kiat yang bisa disinergikan guna meningkatkan IPM khusunya dibidang pendidikan.
“Gubernur mempunyai perhatian serius untuk meningkatkan IPM di Jatim. Dengan menggalakkan pendidikan Kejar Paket C di seluruh Jatim dengan cara melakukan koordinasi dengan pemilik perusahaan agar memberikan layanan kejar paket pada pekerjanya,” pungkasnya. [efi]

Tags: