Siswa SD Muhammadiyah 6 Surabaya Belajar Jurnalistik

Para siswa SD Muhammadiyah 6 Gadung sedang praktik melakukan wawacara dan memotret kepada seorang pejabat. Humas SD Muhammadiyah 6, M Nurun Naharo SPdI seolah-olah bertindak sebagai Gubernur Jatim, DR H Soekarwo SHS MHum sebagai narasumber. [trie diana/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Untuk menambah pengetahuan dan pembelajaran tentang media massa, siswa SD Muhammadiyah 6, Jl Gadung III, Surabaya, mempraktikan cara mewawancarai dan cara memotret seorang pejabat, Minggu (29/10). Sebelumnya para siswa mendapatkan pengetahuan tentang dasar-dasar jurnalistik dan tehnik mengambil foto dari Galih Saputra SSos, Praktisi Media Kota Surabaya.
Para siswa antusias mendengarkan ketika Galih menjelaskan dasar-dasar jurnalistik, diantaranya peralatan kerja jurnalistik yang meliputi kamera foto, handicam, alat perekam, catatan dan kartu pers atau kartu identitas. Semua peralatan ini harus selalu dibawa seorang wartawan ketika melakukan aktivitas kerja peliputan.
”Kalian tahu tidak, peralatan yang harus dibawa seorang jurnalis ketika akan bekerja melakukan peliputan. Diantaranya, kamera foto untuk fotografer, handicam untuk jurnalis televise, juga alat perekam atau catatan untuk jurnalis Koran, dan jangan lupa kartu pers atau ID Cart agar bisa melakukan pekerjaan jurnalis dengan tenang,” kata Galih.
Galih juga memberikan pembelajaran tentang dasar-dasar cara penulisan berita yang benar, serta cara melakukan wawacara dengan seorang pejabat. Selain itu, juga dijelaskan seorang wartawan harus beretika sesuai kode etik jurnalistik ketika melakukan wawacara dengan seorang pejabat seperti gubernus misalnya. Dalam menulis berita pun juga harus berimbang atau cover both site agar terhindar dari komplain dari narasumber yang tidak puas dengan pemberitaan yang sudah ditulis.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 6, Munahar SHI, sangat mendukung minat dan bakat para siswa yang ingin belajar tentang seluk beluk jurnalistik. Dan akan memberikan kepada para siswanya bila ingin belajar lebih mendalam tentang dunia kewartawan ini. Harapannya setelah mengikuti pelatihan jurnalistik ini para siswa bisa terus berkarya, baik dalam bentuk tulisan atau pelaporan tertulis atau dalam foto jurnalis. Sehingga karya para siswa nantinya bisa ditampilkan dalam majalah dinding atau majalah sekolah.
”Setelah mengikuti pelatihan jurnalistik ini para siswa bisa membuat laporan tertulisnya. Misal, ketika diajak orang tuanya jalan-jalan melihat pameran buku. Para siswa bisa melaporkan suasana pemeran dalam bentuk karya tulisan dan karya foto jurnalistik. Dan karyanya ini nantinya bisa ditampilkan di majalah dinding atau majalah sekolah,” jelas Ustadz Munahar-sapaan akrabnya. [fen]

Tags: