Siswa SDM 16 Main Teatrikal, SMAMDA Susun Puzzle Raksasa

Kemeriahan Sekolah Muhamadiyah Rayakan HUT RI Ke-72
Surabaya, Bhirawa
Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 72 yang digelar siswa  SD Muhammadiyah 16 Surabaya (16/8) lalu sangat meriah. Selain mengikuti karnaval di sekitar sekolah yang terletak di Jl Baratajaya, Surabaya, para siswa juga memperagakan kembali sejarah Rengasdengklok yakni detik-detik menjelang pembacaan naskah proklamasi dalam bentuk teatrikal.
Menurut Kepala Sekolah SD Muhammdiyah 16, Maulana Muhammad ST, para siswa memainkan teatrikal proses kemerdekaan yang tidak mudah yakni ada perjuangan dan harus diraih Bangsa Indonesia. Dimana ada kejadian luar biasa yakni Negara Jepang dibombardir Negara Amerika. Disinilah ada peristiwa Rengasdengklok yakni para pemuda menuntut segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Hatta.
“Dalam Teatrikal itu gongnya adalah pesan Kebhinekaan Indonesia yakni meski Negara Indonesia terdiri dari bermacam-macan suku, ada, bahasa dan agama tetapi berhasil disatukan dengan oleh Garuda Pencasila. Yakni meskipun berbeda bahasa, suku, agama dan ada istiadat tetapi tetap satu Yaitu Indonesia. Jadi anak-anak dikenalkan Garuda Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sejak dini, sehingga ketika terjun di masyarakat nantinya sudah terbiasa,” papar Ustadz Maulana ketika ditemui disela-sela melihat teatrikal.
Dengan memainkan peristiwa Rengasdengklok ini, Ustadz Maulana berharap para siswa bisa tahu proses kemerdekaan Negara Indonesia bukan pemberian Negara lain tetapi memang murni perjuangan Bangsa Indonesia sendiri.
“Nah itulah yang harus diketahui para siswa. Agar mereka menghargai segenap perjuangan dan jasa-jasa para pejuangan dan pahlawan yang gugur di medan perang dalam membela perjuangan Bangsa Indonesia. Selain itu, diharap para siswa ini nantinya mempunyai jiwa nasionalisme atau cinta tanah air yang tinggi,” jelasnya

Lomba Menyusun Puzzle Raksasa
Sementara itu, perayaan kemerdekaan di SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Surabaya juga tidak kalah meriah. Sebab selain digelar berbagai lomba tradisional yakni makan kerupuk, bakiak beregu, futsal hingga tarik tambang, juga ada lomba menyusun puzzle raksasa bergambar Pahlawan Soekarno, Jembatan Merah, Rumah masa kecil Soekarno di Jl Peneleh, Surabaya, gambar Tugu Pahlawan yang diikuti empat mahasiswa Yonsei University Korea Selatan.
Menurut penanggungjawab jawab lomba menyusun puzzle raksasa, Fika Rhafadillah, untuk lomba menyusun puzzle raksasa ini konsepnya game running man yang lagi ngetren di kalangan remaja. Jadi meskipun digelar lomba dalam peringatan 17 Agustusan dengan lomba-lomba tradisional tetapi juga ada unsure modernya, dimana ada perjuangan, ada kekompakan, sosialisasi dengan sesama teman serta ada bisa belajar sejarah.
“Misalnya, ketika menyusun puzzle gambar Jembatan Merah, peserta lomba bisa sekalian belajar sejarah yang terkait dengan Jembatan Merah, diantaranya di sekitar jembatan itu Jenderal Malaby ditemukan meninggal setelah berperang melawan Arek-arek Suroboyo,” ujar Fika dengan bangga.
Sedangkan Humas SMAMDA, Rr Tanti Puspitorini menambahkan, empat mahasiswa asal Korea Selatan yang turut meramaikan perayaan 17 Agustusan magang mengajar Bahasa Mandarin untuk para siswa. Diharapkan Xu Yang (22) dan teman-temannya bisa belajar dan berbagi cerita kebudayaan masing-masing para siswa.
“Kalau mahasiswa asing itu diajak untuk mengikuti berbagai lomba dalam peringatan 17 Agustusan. Mereka pasti belajar tentang sejarah Kemerdekaan Indonesia dan tidak lupa belajar kebudayaannya dengan para siswa kami,” tutur Ustadzah Tanti. [fen]

Tags: