Siswa Smamda Sidoarjo Curahkan Isi Hatinya pada Guru

Ribuan siswa Smamda sedang menulis isi hatinya untuk guru dan menempelkannya di papan tulis. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Ribuan siswa SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidaorjo melepaskan isi hatinya terkait segala hal yang ada di sekolah. Hal ini terjadi pada upacara Peringatan Hari Guru Nasional, yang jatuh pada setiap 25 Nopember, Senin kemarin.
Usai upacara 1.500 siswa langsung menuangkan kesan dan pesan maupun kritikan yang ditulis dalam selembar kertas, terus ditempelkan di papan tulis. Adapun tulisan – tulisan mereka diantaranya Selamat Hari Guru. Semoga Bapak Ibu Guru Sehat Selalu. Selalu Sabar Mengajak Kami Demi Kebaikan. Kami Sayang Kalian. Fadli Priyono siswa kelas 12 IPA 1 telah menulis Lanjutkan Perjuangan dan Apa yang Perlu Diperjuangkan.
Fadli berharap, sebaiknya guru dalam mengajar lebih santai. Bisa memanfaatkan tutor sebaya. Karena dalam pelaksanaan tutor sebaya teman – teman lebih enak dan lebih senang belajarnya. Dan mungkin itu bisa menjadi kebanggaan guru, karena siswanya sudah belajar sesuai dengan keahlianya.
Hal yang sama juga diungkapkan siswi Ping Darojat Gumilang, yang mengaku telah menuliskan ‘Bu Nurul Guru PKN Jangan Pensiun’. Karena cara mengajarnya enak, dan mudah untuk dipahami, penyampaikan komunikasinya juga sangat gampang. “Makanya saya pesan Bu Nurul Jangan Pensiun,” ungkap siswa kelas 12 IBB ini.
Beda dengan Najwa SR, siswi kelas X IPS 3 tiga ini meminta kepada para guru agar lebih dekat kepada murid-muridnya. ”Semoga guru – gurunya pengertian dan lebih dekat dengan muridnya. Jadi wadah untuk penyampaian aspirasi siswa itu sangat perlu sekali,” jelas siswi kelas X IPS ini.
Kepala Smamda, Wigatiningsih menuturkan, setelah siswa diberi secarik kertas yang warna warni. Mereka diminta setiap siswa menulis apa saja tentang guru. Kertas yang sudah ditulis itu ditempelkan di papan yang sudah disediakan. Tentu saja tulisan itu sangat beragam. Ada yang membangun, mengkritik, ucapan terima kasih dan lainnya.
“Tulisan para itu kami gunakan untuk beberapa tujuan, jika tulisan itu tentang kebaikan guru, maka itu bentuk apresiasi terhadap guru dan kebaikan itu harus ditingkatkan, minimal dipertahankan. Tapi kalau tulisan itu tentang kekurangan guru, maka itu adalah evaluasi terhadap guru yang kedepan harus diperbaiki,” jelas Wigatiningsih.
“Jika tulisan itu berupa masukan, ya harus diterima karena yang bisa menilai diri seseorang itu adalah orang lain, bukan dirinya sendiri. Itu salah satu cara kami untuk memperbaiki kinerja guru, kualitas guru yang bersama dengan stake holder yang lain, diberi amanah mendampingi proses belajar para siswa di sekolah. Selamat Hari Guru. Semoga bapak dan ibu guru selalu menginspirasi,” tutup Wigatiningsih. [ach]

Tags: