Siswa SMA/SMK se-Jatim Diskusi Nasionalisme

25 lembaga SMA/SMK di Jatim mengikuti diskusi Parade Cinta Tanah Air (PCTA) di Kantor Dindik Jatim, Kamis (27/8). [adit hananta utama/bhirawa]

25 lembaga SMA/SMK di Jatim mengikuti diskusi Parade Cinta Tanah Air (PCTA) di Kantor Dindik Jatim, Kamis (27/8). [adit hananta utama/bhirawa]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Sebanyak 25 tim dari SMA/SMK se-Jatim beradu dalam Parade Cinta Tanah Air (PCTA) kembali menarik antusiasme peserta didik jenjang SMA/SMK di Jatim. Kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap nasionalisme itu digelar dengan kemasan diskusi. Lebih menarik lagi, seluruh peserta mengenakan beragam pakaian adat Indonesia.
Menit-menit awal persaingan terlihat ketat. Satu regu dengan regu lainnya saling menyusul untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dewan juri. Lomba dibagi menjadi lima sesi, dengan masing-masing penampilan lima regu.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Dindik Jatim Saiful Rachman, perkembangan gadget seringkali membuat nasionalisme generasi muda semakin luntur. Bahkan mereka memandang remeh mata pelajaran sejarah Indonesia. Dengan begitu, lomba diskusi parade ini diharapkan mampu membangkitkan jiwa tanah air dalam diri siswa.
Karena para peserta dituntut untuk menguasasi materi terkait wawasaan kebangsaan. Para juri telah menggodok pertanyaan yang siap menguji pengetahuan para peserta. “Kalau nasionalisme terbentuk, kita sebagai bangsa Indonesia pasti lebih siap menghadapi MEA,”  tutur Saiful, Kamis (27/8).
Sampai akhirnya di babak akhir, tiga regu lebih unggul dari peserta lain. Kali ini, tim siswa Surabaya harus rela mengalah. Sebab, tiga juara utama antara lain SMK Farmasi Bangkalan, SMAN 1 Mojokerto, dan SMKN 1 Pungging Mojokerto. Mereka berhak maju ketahap selanjutnya di tingkat Nasional. “Ini merupakan kerjasama Dikbud Jatim dan Kemenhan. Rutin dilaksanakan setiap tahun,”  terang Mantan Kepala Badan Diklat Jatim tersebut.
Tentunya, papar Saiful, acara ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait penanaman budi pekerti dan cinta tanah air. “Kami sudah menyelenggarakan terlebih dulu sebelum peraturan pemerintah dibuat,” Kata Saiful.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dikbud Jatim Hudiyono menambahkan pembentukan karakter nasionalisme kepada siswa atau generasi muda dapat dilakukan dalam berbagai cara. Salah satunya dengan perlombaan diskusi ini. “Tidak membosankan dan menyenangkan bagi siswa,” kata Hudiyono. Tidak hanya di lomba saja, siswa diharapkan mengaplikasikan konsep cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari. [tam]

Tags: