Siswa SMK Disiapkan Jadi Tutor Prasejahtera

Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Jatim, Hudiono (keempat dari kiri) saat mendampingi Prof Dr Haryono Suyono (tengah) selaku Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri Damandiri saat melakukan sosialisasi kepada Ketua MKKS SMK se-Jatim, Sabtu (22/8) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Jatim, Hudiono (keempat dari kiri) saat mendampingi Prof Dr Haryono Suyono (tengah) selaku Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri Damandiri saat melakukan sosialisasi kepada Ketua MKKS SMK se-Jatim, Sabtu (22/8) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Dindik Jatim, Bhirawa
Tak hanya dari Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jatim akan menjadi pendamping masyarakat desa. Dengan tujuan, perekonomian di pedesaan akan tumbuh dan meningkat dengan adanya campur tangan siswa SMK.
Dengan adanya kerjasama antar kegiatan KKN (kuliah kerja nyata) tematik Pos Daya dengan SMK di seluruh Jatim, rakyat desa tidak perlu mencari pendamping (tutor). Cukup dengan siswa SMK se-Jatim yang menjadi pendamping rakyat desa.
“Kalau nanti hasilnya bagus, rakyat desa tidak perlu mencari tutor, tapi siswa SMK bisa langsung menjadi pendamping rakyat desa. Hal ini bisa menumbuhkan ekonomi pedesaan yang luar biasa nantinya,” kata Prof Dr Haryono Suyono selaku Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri Damandiri saat ditemui Bhirawa seusai sosialisasi keterpaduan di Gedung Sabha Nugraha Dindik Jatim, Sabtu (22/8) kemarin.
Dihadapan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Negeri maupun Swasta se-Jatim, Prof Dr Haryono mengakui bahwa perekonomian di pedesaan masih tergolong sangat rendah. Menurutnya, kegiatan ekonomi hanya bisa dilakukan oleh orang kaya yang memiliki banyak modal.
“Dengan cita-cita ini, maka orang yang tidak berduit bisa didampingi oleh siswa SMK yang tempatnya dekat dengan desanya. Tidak perlu dari Kabupaten Kota maupun Provinsi, cukup dengan siswa SMK saja,” tuturnya yang juga mantan Menko Kesra ini.
Dengan pelaksanaan KKN tematik berbasis SMK, diharapkan peran sekolah dan masyarakat akan saling bersinergi. Sehingga bisa mengangkat keluarga di desa dan meningkatkan pemberdayaan secara keseluruhan bagi masyarakat luas.
“Jadi nanti pelatihannya jangan kepinteran tapi bagaimana mempraktikkannya agar masyarakat bisa langsung tahu. Tidak ada target tertentu, melainkan targetnya adalah Indoenesia yang sejahetera,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Jatim, Hudiono mengatakan, menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 tahun ini seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) di Jatim harus memiliki kompetensi. Termasuk pemberdayaan produk-produk SMK.
“Pak Gubernur (Soekarwo) kan mempersiapkan SDM-nya, bukan hanya menyediakan insfrastrukturnya. Jadi yang baru ini produk ritel keripik dari kulit ketela pohon, dan ini kan jarang ada di supermarket,” kata Hudiono.
Untuk rintisan tahun ini, Hudiono menerangkan, bahwa kerjasama dengan ritel ada 50 di setiap Kabupaten/Kotanya ada satu sekolah, terutama di jurusan pemasaran. “Nantinya, jurusan teknologi dan informasi juga akan kita kembangkan. Anak-anak yang di Alfamart itu dua tahun di sekolah, satu tahun di Alfamart dan mereka mendapatkan gaji. Kalau selama ini kan magangnya tiga bulan, ya gak dapat apa-apa” terangnya.
Menurut Hudiono, tujuannya yakni entrepreneur (wirausahawan) yang dimana telah mempersiapkan mereka setelah belajar di Alfamart tidak harus menjadi pegawai. “Mereka bisa memahami pola-pola jenis dagangan yang bisa dibutuhkan masyarakat,” tuturnya.
Untuk terobosan kedepan, pihaknya berusaha memberdayakan hasil produk-produk SMK itu dengan industri karena untuk menstandartkan. Untuk mesin, pihaknya mengatakan ada satu perusahaan yang menciptakan industri alat permanen pertanian.
“Disitu ada 64 komponen yang harus dikerjakan, nah 64 komponen itu sebagaian besar dikerjakan oleh SMK jawa timur. Dan kita sudah bagi sesuai kapasitas kompetensi meraka masing-masing,” ujarnya.
Terkait pelatihan, setelah dibangunkan class Alfamart nantinya guru yang sudah dilatih harus mengajarkan ke anak didiknya masing-masing. “Kita akan kumpulkan dulu dan pusatnya nanti ada di daerah Gedangan, Sidoarjo,” tambahnya. (geh.tam)

Tags: