Siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan Madiun Ciptakan Mobil Listrik UMKM

Mobil listrik UMKM hasil produksi SMK Model PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun untuk usaha para UMKM. Tampak dalam foto, pelaku UMKM di Madiun menggunakannyauntuk berjualan nasi pecel dan jualan lainnya. [sudarno]

Ramah Lingkungan dan Sudah Dipesan Beberapa Pengusaha
Kabupaten Madiun, Bhirawa
Mobil listrik berwarna merah karya siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan cukup unik, kendaraan roda empat itu bukan untuk penumpang, melainkan bisa berfungsi untuk menjajakan dagangan seperti nasi pecel, kopi dan lain sebagainya. Diharapkan karya siswa SMK ini bisa bermanfaat bagi UMKM.
Beberapa pengujung tampak asik menikmati nasi pecel yang tersaji di mobil listrik karya siswa SMK Model PGRI I Mejayan Kabupaaten Madiun. Di bagian kemudi terlihat aneka lauk seperti irisan daging, ayam goring dan lain sebagainya. Sedangkan di belakang kemudi berjajar kelengkapan nasi pecel.
Sedangkan di mobil lainnya berjajar makanan ringan seperti mie instan (gelas), beberapa boks teh celup, susu. Untuk bagian samping juga dipajang beberapa makanan yang dikemas dalam plastik.
Itulah mobil listrik karya siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan yang diharapkan bisa dimanfaatkan oleh para pedagang keliling untuk berjualan. Mobil ini juga terlihat ringan dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar bensin maupun solar. Selain itu mobil ini bisa masuk ke gang-gang sempit.
Kepala Sekolah SMK Model PGRI I Mejayan Kabupaaten Madiun, Sampun Hamdan menjelaskan, mobil ini tercipta karena para siswa melihat selama masa pandemic Covid-19, banyak pemutusan hubungan kerja (PHK). Kemudian beberapa siswa berinisiatif untuk membuat mobil listrik tersebut dan mendapat dukungan penuh dari guru pembimbing.
“Ya, awalnya anak-anak itu hanya sekedar melakukan praktek dan mencoba-coba merakit mobil listrik yang bahan bakunya juga sederhana. Setelah dirancang dan diproduksi oleh beberapa siswa tentunya didampingi sejumlah guru SMK Model PGRI 1 Mejayan dan setelah jadi, lalu diberi nama Mobil listrik UMKM,”kata Kepala Sekolah SMK Model PGRI I Mejayan Kabupaaten Madiun, Sampun Hamdan kepada Bhirawa, Rabu (8/7).
Sebelum mencoba bikin mobil listrik, kata Sampun Hamdan, awalnya siswa merancang kendaraan kayuh yang diberi nama Kereta Cinta. Tetapi gagasan itu, tidak jadi lantaran untuk mengayuh kereta membutuhkan tenaga dan tidak efektif.Kemudian pilihan tetap membikin mobil tenaga listrik. Ternyata siswa SMK Model PGRI I Mejayan itu berhasil memproduksi mobil listrik yang mempunyai daya tempuh hingga 90 kilometer.
“Yang jelas, mobil listrik ini tercipta atas keprihatinan banyaknya pekerja yang di PHK selama masa pandemi Covid-19.Untuk itu muncul ide bagaimana membuat kendaraan sederhana dan efisien agar bisa digunakan untuk berjualan,”papata Sampun Hadam.
Mobil listrik UMKM memiliki panjang 2,5 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter. Mobil ini dirancang dan dibuat pada saat masa pandemi Covid-19 sekitar bulan Mei 2020.Untuk membuat satu mobil listrik UMKM ini sekitar satu bulan dan membutuhkan dan sekitar Rp 15 juta lebih. Untuk mengerjakan mobil ini, para siswa dan para gurunya datang bergantian ke sekolah karena kondisi pandemi Covid-19.
Pengerjaan mobil listrik UMKM itu, masing-masing siswa mengerjakan tugas sesuai dengan spesifikasi keilmuannya.Tim dibagi tiga, yakni yang pembuat desain mobil, penggerak, dan desain bodi kendaraan.Agar efektif bagi pelaku usaha kecil, desain mobil listrik dibuat sederhana.Selain itu beratnya pun tidak lebih dari 100 Kg.
Demikian halnya, mobil listrik UMKM itu selain dirancang untuk tempat jualan nasi pecel bersma peralatannya komplit misalnya, masih juga bisa dua orang tempat duduk untuk penumpang di sela-selanya.Keberhasilan produksi mobil listrik UMKM itu, benar-benar kemauan keras siswa dan guru-gurunya.Sehingga mereka rela tidak pulang ke rumah dan mereka pilih berlama-lama di sekolah khususnya di ruang praktek atau di bengkel.
Hal itu dibenarkan oleh beberapa siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan, kalau mereka itu, apabila sudah jam praktek apalagi tahu kalau hasil karyanya untuk melengkapi pembuatan mobil listrik UMKM, dirinya semakin bersemangat. Bahkan mereka rela tidak pulang ke rumah malainkan berlama-lama di sekolah atau di bengkel tempat praktek.
“Masalahnya, dalam rencana pembuatan mobil listrik UMKM itu,masing-masing siswa mengerjakan tugas sesuai dengan spesifikasi keilmuannya.Tim dibagi tiga, yakni yang pembuat desain mobil, penggerak, dan desain bodi kendaraan. Agar efektif bagi pelaku usaha kecil, desain mobil listrik dibuat sederhana,”kata Tyanggoro yang mengaku akan melanjutkan kuliah di Politeknik Malang.
Produksi mobil listrik UMKM itu menurut Sampun Hamdan, sangat tepat sekali apabila diukur dengan yang bakal menggunakan yakni para usaha mikro kecil dan menengah.Karena itu, nilai jualnya apabila ada yang pesan, hanya dipatok harga sekitar Rp 15 juta atau Rp 20 juta per unitnya.Harga itu disesuaikan dengan jumlah berapa onderdil dan peralatan lainnya mobil listrik itu sendiri.Sehingga harganya masih terjangkau bagi UMKM.
Setelah di uji coba Jumat (30/6) lalu, sekarang ini terdapat 22 unit mobil listrik UMKM produksi SMK Model PGRI 1 Mejayan dipesan pengusaha dari Surabaya 5 unit, Jawa Tengah 5 unit dan dari Jakarta 12 unit. Terus terang penjualan mobil listrik UMKM itu tidak pakai perijinan. Karena, itu kan hasil karya anak-anak atau siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun.
“Dan itu, bukan untuk diperdagangakan tetapi itu hasil karya/praktek dari siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan.Lha kebetulkan, kok ada yang pesan atau membelinya.Apa salahnya hasil praktek anak sekolah ada yang membeli. Ya, boleh dibeli dan Itu namanya rejekinya anak sholeh,”tutur Sampun Hamdan bergurau.
Terlebih onderdil atau peralatan dalam perakitan mobil listrik UMKM itu, hampir semuanya tidak ada yang impor melainkan semuanya lokal.Sehingga masih wajar apabila harganya per unitnya murah dan masih terjangkau para UMKM di Madiun sekitarnya.”Tetapi anehnya, produksi mobil listrik UMKM hasil rakitan SMK Model PGRI 1 Mejayan ini, justru yang sudah pesan dari Surabaya, Jawa Tengah dan Jakarta.Yang dari Madiun sepertinya belum ada yang tertarik.Ya mungkin mereka belum mengetahuinya,”ungkap Sampun Hamdan.
Karena itu, dalam hal ini, pihaknya juga akan mempromosikan ke para UMKM di Madiun sekitarnya. Masalahnya selain harganya relatif murah dan masih terjangkaupara UMKM lah.Sebab, mobil listrik UMKM ini menggunakan sistem matik.Yang mana giginya hanya untuk maju mundur dan posisi netral.Sehingga mobil listrik ini makin mudah dikendarai oleh siapa saja.
Demikian halnya, kalau dalam keadaan baterai penuh, mobil listrik bisa dipacu dengan jarak tempuh sampai 90 Km/jam.Dan dengan kecepatan maksimal 40 Km/jam.”Kenapa kecapatan maksimal 40 Km/jam.Ya, agar energi bisa lebih hikmat.Sedang pengisian listriknya, dibutuhkan waktu sekitar 3 jam.Sehingga kalau malam di charge, paginya, mobil listrik itu sudah bisa digunakan,”kata Sampun Hamdan menjelaskan.
Terkait soal kegiatan belajar mengajar (KBM), selama musim pandemi covid-19, pihak SMK Model PGRI 1 Mejayan, tidak bisa untuk belajar di rumah. Bolehlah kalau mata pelajaran umum lainnya, tetapi yang namanya praktek si anak/si siswa ya harus datang mengerjakan bahan prakteknya sesuai keahlian ilmu yang diajarkan oleh para guru prakteknya.Meski demikian, dari 32 siswa setiap praktek hanya 10 anak.Yang lainnya bergantian.
“Yang jelas, dengan adanya pandemi covid-19, kami merasa iba setelah tahu banyak PHK kemudian banyak pengangguran dimana-mana.Karena itu, kami mempunyai gagasan membuat mobil listrik UMKM tersebut dan sekarang sudah terbukti serta sudah ada yang pesan 22 unit mobil listrik UMKM produksi SMK Model PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun itu,”pungkasnya. [sudarno]

Tags: