Siswa SMKN 6 Raih Medali Emas LKSN 2020

Ignatius Bagus Perwakilan SMKN 6 Surabaya sukses meraih mendali emas pada Lomba Kompetensi Siswa Nasional (LKSN) di bidang kuliner, Senin (26/10). [oky abdul sholeh]

Rutin Latihan dan Ikut Berbagai Lomba Memasak
Surabaya, Bhirawa
Prestasi membanggakan datang dari SMKN 6 Surabaya. Pasalnya, untuk kali pertama siswanya, Ignatius Bagus sukses membawa medali emas pada Lomba Kompetensi Siswa Nasional (LKSN) emas yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta kategori cooking.
Lomba yang yang digelar secara Daring ini membawa pengalaman menarik bagi pemuda yang akrab disapa Bagus ini. Untuk pertama kalinya, ia harus menyiapkan berbagai alat dan bahan secara mandiri di dapur rumahnya. Tak hanya itu, ia juga bekerjasama dengan jurusan Multimedia untuk pengambilan gambar secara live guna keperluan lomba. Pasalnya, LKSN tahun ini mengusung tema Berprestasi dari Rumah.
Bungsu dua bersaudara ini mengungkapkan, karena lomba digelar secara daring, persiapan lomba menjadi lebih susah dan ribet. Kalau lomba offline semua sudah disiapkan. Nah, kalau sekarang semua harus disiapkan sendiri. Bahkan untuk menyesuaikan standar lomba, alat dari sekolah dibawa ke rumah saya. Jadi dapur rumah sepenuhnya dirombak untuk lomba. Berbagai perlangkapan yang biasa di laboratorium sekolah seperti meja dan perlengkapan masak mulai dari boiling pan, pan fyring, grilling hingga oven dibawa ke dapur rumah Bagus.
“Lomba diadakan selama dua hari, dihari pertama membuat masakan Indonesia dan hari kedua membuat masakan kontinental. Karena lomba dilakukan di dapur rumah masing – masing peserta, keluarga juga ikut memberikan semangat dan lihat kompetisi saya,” ujarnya.
Meskipun semua bahan,alat bahkan praktek memasak telah disiapkan dengan maksimal, Bagus mengaku sempat kesulitan saat beberapa tahapan lomba. Yaitu saat harus membuat masakan dengan bahan dari mystery box. Pasalnya bahan dari mystery box berbeda dengn bahan yang ia coba saat persiapan.
“Saat bagian masakan Indonesia saya latihan memakai Udang, ternyata mystery boxnya Cumi. Akhirnya saya merubah bahan lainnya hingga jadi menjadi roll seafood,” papar dia.
Tak hanya saat masakan Indonesia, saat masakan kontinental yang berbahan dasar karbohidrat, ia juga mendapat mystery box berupa singkong. Padahal ia latihan memakai Ubi, Kentang dan Pasta.
“Akhirnya saya bikin mashed cassava. Dan ternyata enak, jadi memang sudah latihan masak berbagai makanan, tinggal modifikasi bahan,” urai pemuda yang ingin menjadi Chef ini.
Karena digelar secara Daring, Bagus mengaku sekali proses live ia membutuhkan waktu selama tiga jam kemudian istirahat 30 menit. Dan dilanjutkan proses masak live selama 30 menit dan plating hingga mengirim foto akhir masakan dengan durasi 30 menit.
Guru pembimbing, Nirma Dwi Utami, menambahkan lomba secara daring ini menjadi pengalaman baru pihaknya. Sehingga sekitar 30 guru dan siswa dari jurusan Tata Boga dan Multimedia dilibatkan untuk membantu.
“Dari awal saya sudah yakin anak ini bisa, karena sering mengikuti berbagai kompetisi memasak. tinggal dimotivasi kemauan anak. Saya juga menekankan agar Bagus mempelajari bahan, teknik memasak dan ketepatan waktu dalam memasak,” pungkasnya. [ina]

Tags: