Siswa Thailand Pelajari Empon-empon

3-poto kakiSurabaya, Bhirawa
Prihatin naiknya harga bahan kebutuhan dapur atau bumbu hingga 100%, siswa-siswi SMP Muhammadiyah 5 Surabaya bersama dua gurunya, Siti Lutvia SPd dan Farisa Virni SHum, mengenalkan empon-empon kepada 10 siswa tamu sister school  dari Pluakdaeng Pittayakom School, Rayong, Thailand.
Menurut Humas SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Syafi, ke 10 siswa asal Negara Thailand ini merupakan siswa pertukaran pelajar yang akan belajar tentang Bahasa Indonesia, Budaya Indonesia, Kesenian Indonesia.
Sedangkan pada Senin (14/3) kemarin ke 10 siswa kelas VII hingga kelas IX itu mempelajar Bahasa Indonesia, mulai memperkenalkan nama diri, kelas, nama-nama anggota tubuh dan mengucapkan terima kasih ke dalam Bahasa Indonesia.
”Selain belajar Bahasa Indonesia dengan memperkenalkan nama diri, duduk di kelas berapa, mengucapkan nama anggota tubuh juga mengucapkan terima kasih ke dalam Bahasa Indonesia. Meskipun awalnya terlihat kesulitan namun para siswa itu sangat antusias belajar dengan para siswa-siswi kami,” kata Syafi.
Sementara itu, ketika memasuki pelajaran Introduce Bumbu Indonesia, ke 10 siswa asal Thailand itu terlihat senang dan interest saat dikenalkan beberapa empon-empon yang terdiri dari cabai merah besar dan kecil, kunci, serai, kencur, jahe, kunyit dan harus bisa mengucapkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Maka para siswa itu, satu persatu harus bisa mengucapkan ke dalam Bahasa Indonesia dan ketika pengucapannya benar mendapat applause dari siswa SMP Muhammadiyah 5.
Syafi menjelaskan, dengan mengenalkan bumbu asli Indonesia ini kepada para siswa pertukaran pelajar ini. Maka diharapkan kedepannya bumbu dan rempah-rempah ini akan semakin dikenal di dunia internasional. Sebab sebelumnya pertukaran pelajar juga dilakukan dengan Negara Philipina dan Korea Selatan.
Sementara itu, untuk pengembangan program atas pertukaran pelajar terhadap ketiga negara itu sebagai sister school juga akan dilakukan pertukaran guru, yakni guru SMP Muhammadiyah 5 Surabaya akan dikirimkan ke Thailand, Korea Selatan atau Philipina untuk mengajar atau sebaliknya, juga ada English Summer Camp International dan Study Converence.
Pengembangan program ini akan ditindaklanjuti dengan Memorandum of Understanding (MoU) pada Bulan Mei mendatang, dengan mengundang para kepala sekolah sisters school pada saat grand launching gedung baru SMP Muhammadiyah 5 Surabaya.
Sedangkan Farisa Virni, salah satu guru pengajar, ketika diminta tanggapannya dalam mengajar siswa dari Thailand itu mengaku sangat senang. Sebab mereka sangat tertarik dengan pembelajaran sebab meski kesulitan tetapi sangat semangat.
”Anak-anak itu kesulitan belajar Bahasa Indonesia dan huruf latin, tetapi mereka berusaha browsing agar bisa mengikuti pelajaran yang diberikan. Dan yang sangat mengesankan mereka sangat santun dan menghargai guru. Itulah yang patut ditiru siswa kita,” kata Bu Farisa-sapaan akrabnya. [fen]

Rate this article!
Tags: