Siswi SMKN 2 Boyolangu Selesaikan APD Pesanan Pemprov Jatim

Baju APD hasil karya siswi SMKN 2 Boyolangu yang akan dikirim ke Surabaya pada hari ini, Selasa (7/4).

Tulungagung, Bhirawa
17 Siswi SMKN 2 Boyolangu Kabupaten Tulungagung dapat menyelesaikan pembuatan 90 alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat yang dipesan Pemprov Jawa Timur. Rencananya hari ini, Selasa (7/4), seluruh APD tersebut akan dikirim ke Surabaya.
Kepala SMKN 2 Boyolangu, M Zamroji, mengakui jika hasil karya para siswinya tersebut akan segera dikirim ke Pemprov Jatim. “Besok (hari ini) kami kirim. Semuanya ada 90 APD berbentuk baju hazmat,” ujarnya.
Pengerjaan baju APD khusus berukuran XL tersebut, menurutnya dikerjakan selama tiga hari berturut-turut sejak Sabtu (4/4) lalu. Dan tidak hanya melibatkan 17 siswa tetapi juga delapan guru dan dua asisten bengkel.
“Semua siswi yang terlibat pembuatan APD merupakan siswi program studi tata busana. Mereka semua tergerak hatinya untuk menjadi relawan dalam pembuatan baju APD itu,” paparnya.
Guna mempercepat pembuatan APD, lanjut Zamroji, para siswi melakukan strategi kebersamaan dalam proses pemotongan, penjahitan dan pemasangan resleting. Hasilnya bisa selesai sesuai target.
“Untuk pembuatan tidak banyak mengalami kesulitan. Apalagi siswi sudah biasa membikin katelpak (seragam bengkel),” paparnya.
Soal bahan baku, Zamroji, mengungkapkan berupa bahan kain parasut yang didapatnya dari Pemprov Jawa Timur. Begitu pun dengan desainnya, mengikuti desain yang sudah digambar oleh Pemprov Jawa Timur.
SMKN 2 Boyolangu merupakan SMKN satu-satunya dibawah Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Tulungagung dan Trenggalek yang mengerjakan APD pesanan Pemprov Jawa Timur.
Kepala Progam Studi Tata Busana SMKN 2 Boyolangu, Suhartini, yang mendampingi Zamroji mengungkapkan, sudah ada rencana lanjutan dari Pemprov Jatim untuk kembali memesan APD setelah pengerjaan baju hazmat. “Kemungkinan kami nanti diminta untuk membuat masker,” ucapnya.
Selanjutnya dia membeberkan pula jika dalam bekerja mengerjakan APD pesanan Pemprov Jawa Timur itu seluruh yang terlibat melakukan physical distancing. Selain juga mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. “Kami pun menggunakan masker,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu siswi SMKN 2 Boyolangu yang terlibat dalam pembuatan APD, Dwi Intan Septian, mengungkapkan kesenangannya sebagai sukarelawan. Kendati ia tidak lagi mengikuti PKL di Surabaya karena imbas pendemi Covid-19.
“Kalau ditanya paling sulit saat mengerjakan baju APD adalah saat memasang resleting. Sebab harus memastikan tidak bisa tembus air,” terangnya. (wed)

Tags: