Situbondo Gabung Asosiasi Petani Sorgum Nasional

Sejumlah petani saat memanen tanaman sorgum di salah satu lahan di Kabupaten Situbondo. [sawawi/bhirawa]

Punya Prospek Sangat Potensial
Situbondo, Bhirawa
Wilayah Situbondo belakangan ini mulai dikenal sebagai penghasil tanaman sorgum di Tanah Air. Agar hasil tanaman sorgum punya nilai jual yang bagus, para petani sorgum yang ada di Kabupaten Situbondo secara resmi ikut bergabung dalam asosiasi penghasil sorgum nasional.

Selain itu, masuknya Situbondo di level nasional untuk menciptakan penghasil sorgum secara mandiri. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Situbondo MH Riwansia menegaskan, mulai saat ini dibuka secara luas masyarakat elemen manapun bisa ikut menanam sorgum agar ada peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masing masing keluarga. Disamping itu, lanjut pria yang akrab disapa Udin itu, dengan dibukanya keran itu akan tercipta penghasil sorgum secara mandiri. “Ya kami ikut bergabung dalam kesepakatan nasional. Didalamnya ikut semua perwakilan dari seluruh masyarakat yang memiliki komitmen terhadap nasib bangsa ini,” ungkap Udin.

Dalam pandangan Udin, sejak lama sudah ada peluang besar namun terabaikan dengan cukup panjang atas potensi tanaman komoditas sorgum. Nah, lanjut Udin, dengan ikut bergabung dalam asosiasi nasional, penghasil sorgum yang ada di Kabupaten Situbondo bisa ikut serta membahas dan merancang prospek tanaman sorgum kedepan. “Saat ini semua kalangan mulai action untuk mendukung tanaman sorgum. Termasuk dari berbagai kalangan pengusaha dengan CSR-nya itu diharapkan ikut membantu masyarakat,” tandas Udin.

Masih kata Udin, kehadiran pengusaha dan CSR sangat dibutuhkan secara nasional demi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat yang kini berada dalam ambang batas bawah. Disisi lain, ujar Udin, di nusantara saat ini ada sumber daya alam (SDA) yang melimpah yang sangat dimungkinkan bisa dijadikan pengahsilan yang besar. “Tentunya harus didukung dengan adanya kemauan yang kuat dari kita secara bersama-sama,” tutur Udin.

Khusus di wilayah Kabupaten Situbondo, sambung Udin, ada banyak lahan marginal dan terlantar namun bisa ditanami sorgum. Melimpahnya SDA itu, lanjut Udin, alam jangan di dzolimi dan sebaliknya harus dikelola dengan baik sesuai garis yang ada bahwa alam dan seisinya untuk kesejahteraan manusia. “Adanya komunitas sorgum ini akan dapat menggugah kesadaran kita semua untuk merubah keadaan yang kini berada diambang batas bawah. Padahal dengan menanam sorgum akan mendapatkan hasil meski ditaksasi sebagai komoditas yang sederhana dan murah namun berkualitas,” pungkas Udin.

Sebenarnya, imbuh Udin, tanaman sorgum saat ini banyak yang pesan dari luar Situbondo. Salah satunya, sebut dia, seperti peternakan Tapos Bogor Jabar yang tertarik dengan tanaman sorgum yang dikembangkan oleh petani Kabupaten Situbondo. Tak hanya itu, paparnya, saat ini juga ada sentra peternakan yang meminta Situbondo untuk mengirim sorgum rutin setiap hari dengan jumlah yang besar. “Namun karena pimpinan kami tidak berkehendak kalau sorgum banyak dijual keluar daerah, sebelum kebutuhan Situbondo tercukupi. Kini rencana menjual sorgum keluar Situbondo sementara ditunda dahulu,” pungkas Udin. [awi]

Tags: