Situbondo Layak Jadi Pusat Industri Smelter di Jatim

4-sekda-sidakSitubondo, Bhirawa
Kabupaten Situbondo menjadi daerah paling menjanjikan industri smelter. Selain masalah lahan dan akses tranportasi, Upah Minimum Kabupaten (UMK) juga menjadi pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya.
Kondisi ini mengacu pada hasil kajian tim Penelitian Pembangunan Pemprov Jatim, dimana Situbondo menempati posisi tertinggi untuk lokasi strategis industri smelter. Kondisi mengungguli enam Kabupaten lain di Jatim, yaitu Lamongan, Gersik, Tuban, Probolingo, Banyuwangi dan Jember.
Hasil Tim Litbang menyebutkan, Situbondo memiliki ketersediaan lahan tertinggi industri smelter, yaitu 78, 75 persen. Kemudian disusul Kabupaten Lamongan sebanyak 75 persen dan Kabupaten Geresik sebenyak 73 persen.
Dengan ketersediaan lahan yang menempatkan Situbondo diurutan tertinggi ini, sekaligus membuka peluang besar bagi investor menanamkan modalnya di Kota santri ini.
Sekretaris Kabupaten, Syaifullah mengatakan, hasil tim Litbang Pemrov Jatim, mengharuskan Pemkab Situbondo membuka peluang seluas-seluas untuk investor yang akan menanamkan modalnya di bidang industri smelter. “Selain masalah ketersediaan lahan, hasil Litbang juga menunjukan, bahwa Situbondo memiliki askes transportasi sangat mudah serta Upah Minimum Kabupaten yang masih relatif terjangkau ketimbang Kabuptan lainnya,” papar mantan Kepala bappeda Kab Situbondo itu.
Syaiful menambahkan, sesuai Perda tata ruang, ada sejumlah lokasi strategis yang dapat ditempati idustri smelter, yaitu Banyuglugur, Besuki, Mangaran, Kapongan, Arjasa, Jangkar dan Banyuputih. “Yang terpenting lagi, Pemkab berharap adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat, agar  ikut membantu iklim investasi di Situbondo,” ungkap Syaifullah. [awi]

Tags: