Situbondo Raih Juara Festival Teater se-Jawa Bali

Dedy Moerdhaniel salah satu peserta dari Situbondo saat mendapatkan piala penghargaan sebagai sutradara terbaik dalam ajang festival teater se-Jawa Bali di Unesa Surabaya, baru baru ini. [sawawi]

Situbondo, Bhirawa
Teater Pelajar Situbondo kembali menorehkan prestasi membanggakan untuk yang kesekian kalinya. Bahkan belum lama ini, perwakila Situbondo mampu meraih predikat sebagai juara umum karena mampu membawa pulang juara pada lomba sutradara terbaik, naskah terbaik, penyaji terbaik dan artistik terbaik dalam ajang Festival Teater Se-Jawa-Bali, di Gedung Sawunggaling, Surabaya baru baru ini. Pencapaian prestasi membanggakan ini mendapat sambutan luar biasa dari kalangan pelaku seni dan para aktivis budaya muda yang ada di Kota Santri Situbondo.
Menurut Dedy Moerdhaniel, pelatih teater Situbondo sekaligus sutradara dalam  festival tersebut, pihaknya telah tiga kali berturut-turut mampu menjuarai event tersebut. Kata Dedy, selama dua tahun terakhir ini tim Situbondo juga mampu menyapu bersih pada ajang se-Jawa yang diadakan Unesa Surabaya tersebut.
“Ini ajang yang sangat besar serta menuntut kelebihan para pemilik multi talenta dunia seni karena digelar se-Jawa-Bali,” ucap Dedy, Kamis (26/10).
Dedy menjelaskan keberhasilan tersebut diraih perwakilan Situbondo karena berkat adanya kerja keras dari semua pihak. Termasuk diantaranya, sebut Dedy, keterlibatan kompetensi siswa gabungan SMAN 1 Situbondo dengan SMAN 1 Panarukan yang mampu memikat para tim juri event festival teater tersebut. “Kami patut mengapresiasi atas pencapaian tim teater asal Kab Situbondo,” terang Dedy.
Dedy tidak menampik jika tema yang diusung dalam pementasan itu cukup unik. Ia sengaja mengangkat misteri sebuah dusun di Kabupaten Situbondo yang melibatkan 26 Kepala Keluarga (KK). Dalam kisah Dusun Karangkene’ ini diceritakan Dedy merupakan Dusun yang unik di Tanah Air maupun dunia. “Dusun ini terletak di tengah sawah dan mempunyai cerita misteri di mata penikmatnya. Dikisahkan suatu ketika seorang pemuda dusun tersebut berinisiatif untuk menjadikan dusun sebagai destinasi wisata. Namun para sesepuh dan beberapa masyarakat tidak sependapat dengan ide itu sehingga  menimbulkan pro kontra,” ujar Dedy sedikit mengkisahkan alur cerita tersebut.
Dedy menambahkan kisah tersebut juga memiliki kekuatan sebagai misteri yang tak terpecahkan yakni adanya kematian jika pada dusun tersebut ditambah satu KK sehingga menjadi 27 KK. Terlepas dari tema tersebut, ungkap Dedy, ia berharap kedepan bakal lahir generasi muda yang mampu memajukan dunia seni di Kota Situbondo. “Kami berharap ada geliat dari pelaku seni Situbondo sehingga kedepan lebih semarak lagi. Selain itu kami minta ada perhatian khusus dari Pemkab Situbondo. Sebab setiap ada even seni,  dunia teater kami tidak pernah dilibatkan,” tegas Dedy.
Sebagai putera daerah Situbondo, Dedy mengaku senang dan sekaligus merasa sedih atas kiprah berbagai kalanagn dalam kemajuan seni peran di Situbondo. Senangnya, menurut Dedy, ia bisa ikut membantu Kab Situbondo mendapatkan prestasi yang menggembirakan dari dunia seni teater. “Sebaliknya sedihnya, Kab Situbondo jarang sekali ikut ambil bagian dalam acara seni di level regional maupun nasional,” pungkas Dedy. [awi]

Tags: