Situs Siti Inggil Trowulan Bukan Makam Pendiri Majapahit

Situs Siti Inggil yang berada Dusun Kedungwulan Desa Bejijong Trowulan yang dipercayai masyarakat sebagai Makam Raden Wijaya. [hasan amin]

Mojokerto, Bhirawa
Situs Siti Inggil di Dusun Kedung Wulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto,ternyata bukan makam pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit, yakni Raden Wijaya. Struktur bata kuno yang ditemukan di situs ini hanyalah mandapa atau bangunan batur atau fondasi bangunan jaman dulu.
Menurut Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, situs purbakala di Siti Inggil ditemukan jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni tahun 1816 dan masuk data Belanda tahun 1816 silam. Situs purbakala yang ditemukan di Siti Inggil hanya berupa struktur dari bata merah kuno dengan luas sekitar 15 kali 15 meter persegi dan tinggi lebih dari 1 meter.
“Struktur ini merupakan bangunan batur peninggalan zaman Majapahit. Pada masa lalu, batur atau mandapa digunakan sebagai fondasi bangunan dengan tiang kayu dan atap dari ijuk atau genting,” kata Wicaksono Selasa (20/4).
Maka hingga kini belum bisa dipastikan tahun pembangunan mandapa itu. Begitu pula bentuk bangunan yang berdiri di atasnya pada masa Raja Majapahit. Bangunan yang saat ini berdiri di atas struktur mandapa merupakan bangunan baru. Mulai dari tangga, dinding keliling hingga lima makam yang dipercayai di dalamnya ada Mmakam Raden Wijaya, Garwo Padmi Ghayatri, Garwo Selir Dhoro Pethak, Garwo Selir Dhoro Jinggo, serta Abdi Kinarsih Kaki Regel.
Sisa bangunan milik bangsawan, tapi bukan rumah. Datanya sudah rusak karena di situ banyak dibangun penambahan di atasnya oleh masyarakat, termasuk makam. Bisa seperti pendapa, jadi belum jelas. Sehingga Siti Inggil bukanlah Makam Raden Wijaya. Karena abu jenazah pendiri Majapahit yang wafat pada 1309 masehi itu disimpan di Candi Simping, Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
“Hal ini disebutkan di Negarakertagama Raden Wijaya didarmakan di Candi Simping. Setelah dikremasi, abunya disimpan di candi itu,” tegasnya.
Wicaksono juga menjelaskan, kepercayaan tentang Siti Inggil menjadi tempat Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit juga belum terbukti kebenarannya. Mengingat di dalam Pararaton dan Kidung Harsawijaya disebutkan, raja yang berkuasa sejak 1293 masehi itu mendirikan Majapahit di Hutan Trik. Harsawijaya merupakan kidung yang mengisahkan Raden Wijaya mendirikan Majapahit.
“Yang pasti dalam Pararaton dan Kidung Harsawijaya disebutkan Raden Wijaya pertama kali membuka hutan Trik. Walaupun hanya kidung, minimal ada data, tidak berdasarkan kepercayaan saja. Trik belum tentu di Tarik, Sidoarjo. Karena dalam peta Belanda, Jombang, Mojokerto dan Sidoarjo merupakan Hutan Trik Karesidenan Djapan,” tandas Wicaksono. [min]

Tags: