SIWO PWI Gelar Pelatihan Menulis Berita Olahraga

14-mut-img-20161113-wa0020Kota Malang, Bhirawa
Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawa Indonesia (PWI) Malang, Minggu 13/11 kemarin, menggelar pelatihan penulisan bagi wartawan olahraga di Hotel OJ Malang.
Ketua PWI Malang, Sugeng Irawan mengatakan, pelatihan penulisan bagi wartawan olahraga ini, sangat penting, karena mampu memberikan pemahaman kepada para wartawan dalam menulis berita olahraga.
“Pos olahraga itu memiliki ciri khas tersendiri, karena yang harus ditulis sangat banyak, mulai olahraga yang bersifat masal seperti sepak bola hingga olahraga yang berbais pada hobi, makanya wartawannya harus mampu menggali yang terbaik dalam menyajikan berita,”tutur Sugeng Irawan.
Itulah sebabnya, SIWO PWI Malang, mengundang dua orang yang merupakan pakar dibidangnya masing-masing, yakni wartawan senior Hunun N. Djuraid, dan Mahmud Yunus dari KONI Kota Malang, yang juga dosen Pendidikan Ilmu Kesehatan Universitas Malang.
Husnun menyebut, dalam berbagai liputan jurnalistik, olahraga menuru dia paling menyenangkan. Karena bisa langsung bertemu atlet yang menjadi kebanggaan. Bahkan terkadang wartawan bisa ikut jalan-jalan bersma tim yang diliput.
“Sangat menyenangkan, selama menjadi wartawan olahraga saya bisa kemana-mana, bahkan sampai keluar negeri. Seninya saya rasakan, saat meliput olahraga,”tutur Husnun Djuraid.
Husnun, mengatakan, meskipun meliput olahraga itu mengasikan, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah mencari sisi terbaik yang sangat menarik untuk disajikan kepada pembacanya.
Menikmati, saat menjalankan tugas dan mengerti tentang segala macam olahraga, itu menjadi keuntungan bagi wartawan olahraga. Bahkan selama menjadi wartawan sejak 1989, ia sudah melalang buana ke segala tempat demi berita olahraga.
“Sebenarnya secara umum saat meliput harus tetap konsentrasi dan dinikmati saja,” ujarnya.
Ia menyebut dalam menulis berita tidak boleh memasukkan opini, tetapi untuk berita olaharag itu menjadi wajar. Akan tetapi Husnun menyatakan, tidak boleh menghakimi dan sesuai fakta.
“Maksudnya, wartawan olahraga harus memiliki analisis yang tajam. Sebab dalam berita sepak bola khusunya, analisis sebelum pertandingan paling sering dibaca daripada usai laga, ini hanya bisa dilakukan oleh wartawan olahraga,”imbuhnya.
Pihaknya menyampaikan, wartawan olahraga zaman sekarang sudah sangat maju namun agak malas karena lebih banyak difasilitasi. Setiap laga selalu ada konferensi pers, sehingga sering menggampangkan bertemu dengan narasumber.
Intinya, tandas Husnun menjadi wartawan olahraga itu, kata dia sangat menyenangkan, meskipun di pos lain juga ada nilai seninya sendiri. [mut]
Teks: Hunun N Djuraid, dan Mahmud Yunus Saat menjadi pemateri pelatihan penulisan bagi wartawan olahraga di OJ Hotel Minggu 13/11 kemarin. [mut]

Tags: