SKK Migas dan HCML Dukung Program Menteri ESDM

SKK Migas bersama Husky-CNOOC Madura Ltd. (HCML) saat mengelar upacara HUT RI ke 74 di area Gas Metering Station (GMS) HCML di Desa Semare Kecamatan Kraton Kota Pasuruan.

Surabaya, Bhirawa
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Husky-CNOOC Madura Ltd. (HCML) berkomitmen akan terus mendukung program dari Menteri ESDM, Ignasius Jonan.
Vice President Operation HCML Perkasa Sinagabariang mengungkapkan komitmen diwujudkannya setelah diresmikan jaringan gas kota di Pasuruan pada bulan April 2019 yang lalu. Dari sini HCML dalam sehari telah mengirim 120.000 gas yang digunakan untuk jaringan gas kota untuk keperluan rumah tangga di Pasuruan dari komitmen sebesar 0,2 MMSCFD.
“Dengan peringatan Hari Kemerdekaan ini kita sebagai bagian dari ESDM sangat semangat karena bisa bersinergi untuk mewujudkan kekayaan alam ini bisa dimanfaatkan dan dinikmati oleh rakyat Indonesia khususnya penduduk di Pasuruan yang dekat dengan area kami,” terangnya, Rabu (21/8).
Sementara dalam pelaksanaan upacara HUT RI ke 74 beberapa waktu lalu di area Gas Metering Station (GMS) HCML di Desa Semare Kecamatan Kraton Kota Pasuruan, HCML juga telah meresmikan Fasilitas Kantor Baru Gas Metering Station di Semare Kecamatan Kraton, Pasuruan. Peresmian dilakukan dengan simbolis pemotongan pita kembang.
Dalam kegiatan tersebut Staf Ahli Komisi Pengawas SKK Migas, Sahat Pardede membacakan pidato dan amanah Menteri ESDM Ignasius Jonan yang menegaskan dalam rangka meneruskan perjuangan dan cita-cita para pahlawan, kebijakan pengelolaan energi di Indonesia yang berwujud pada kegiatan-kegiatan sektor ESDM dilaksanakan dalam upaya mengamalkan sila kelima Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk itu Kementerian ESDM memfokuskan untuk mewujudkan keadilan sosial di bidang energi, melalui pengutamaan perluasan akses terhadap energi dan menjaga harga energi yang terjangkau. Sebagian besar anggaran Kementerian ESDM dialokasikan untuk belanja infrastruktur rakyat seperti Jaringan Gas Kota (Jargas).
“Konverter kit LPG untuk Nelayan, Lampu Tenaga Surya Hemat Energi, Sumur Bor untuk Daerah Sulit Air telah dilakukan. Sementara subsidi energi empat tahun terakhir dialihkan untuk belanja pada sektor yang lebih produktif,” jelas Sahat saat membacakan pidato Ignasius Jonan.
Sektor ESDM juga masih memberikan peran yang besar untuk pendapatan nasional, pada 2018 sektor ESDM menyumbangkan 53,5 persen PNBP Nasional. Pada tahun 2018, realisasi PNBP Sektor ESDM mencapai 181 persen (Rp217,8 Triliun) dari target APBN sebesar Rp120,5 Triliun. Sektor ESDM juga meningkatkan investasi nasional sebesar US$323 miliar pada 2018, dimana sebelumnya US$27,5 miliar pada 2017.
Adapun beberapa program yang telah dilakukan baik oleh Kementerian ESDM melalui APBN maupun swasta dalam pengelolaan energi nasional, antara lain, Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi, dengan meliputi BBM 1 harga, hingga saat ini sejumlah 165 titik telah beroperasi di seluruh wilayah NKRI (target hingga akhir 2019 sejumlah 170 titik).
Untuk konverter kit bagi nelayan dan petani, telah terealisasi 25.000 unit, konverter kit untuk nelayan pada 2018 dan ditargetkan penambahan 13.305 unit untuk nelayan dan 1.000 unit untuk petani pada 2019. Jaringan Gas Kota, untuk memberikan akses energi seluas-Iuasnya bagi masyarakat hingga tahun 2018 telah tersambung 463.440 Sambungan Rumah (SR) dan ditingkatkan menjadi 541.656 SR di akhir tahun 2019.
Sahat menambahkan pidato mantan Menteri Perhubungan itu, untuk menjaga produksi minyak dan gas bumi serta peningkatan peran nasional dalam pengelolaan migas oleh nasional, pemerintah telah mengambil berbagai Iangkah strategis.
Seperti alih kelola blok migas seperti Blok Mahakam (Blok gas terbesar) dan Blok Rokan (Blok minyak terbesar) ke PT Pertamina dan Pengembangan proyek migas strategis, yaitu Jangkrik dan Jambaran Tiung Biru, serta keputusan pengembangan Blok Masela.
Sbektor Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rasio elektrifikasi hingga semester I 2019 telah mencapai 98,81 persen dan akan terus ditingkatkan menjadi 99 persen hingga akhir tahun 2019.
Pembagian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi untuk rumah tidak berlistrik serta Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan rasio elektrifikasi pada daerah yang belum dilayani PLN. [riq]

Tags: