Skolastika Sylvia Ajarkan Mahasiswa Stikosa Jadi News Anchor Profesional

Skolastika-Sylvia-saat-mengisi-acara-Coaching-clinic-How-to-be-a-Professional-News-Anchor-di-Kampus-Stikosa-AWS-[oki-abdul-sholeh-bhirawa.

Skolastika-Sylvia-saat-mengisi-acara-Coaching-clinic-How-to-be-a-Professional-News-Anchor-di-Kampus-Stikosa-AWS-[oki-abdul-sholeh-bhirawa.

(Tantangan Berat Dunia Broadcasting)
Surabaya, Bhirawa
Dunia broadcasting bagi sebagian orang merupakan sebuah pekerjaan yang cukup berat dan memiliki tantangan tersendiri. Diperlukan kemampuan berbicara yang baik dan pengetahuan yang luas untuk dapat masuk ke dunia kejar audio visual tersebut.
Menghadapi tantangan dunia broadcasting yang semakin luas, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) mengajak mahasiswanya untuk menggalih lebih dalam tentang jurnalistik dan broadcasting. Melalui Coaching Clinic bertemakan “How To Be A Professional News Anchor”, Stikosa menghadirkan pembawa berita Liputan 6 SCTV Skolastika Sylvia.
Ketua Sikosa AWS Ismoyo Herdono mengaku, dengan kehadiran presenter SCTV ini pihaknya berharap mahasiswa Stikosa bisa belajar secara praktis dari presnter Liputan 6 itu. Dengan kedatangan Skolastika, mahasiswa yang selama ini mendapatkan teori di perkuliahan, bisa bertanya langsung dan praktik langsung bagaimana menjadi pembawa berita yang baik.
“Coaching clinic ini bisa memberikan pengetahuan bagi mahasiswa, terutama mahasiswa baru untuk belajar langsung dari presenter yang selama ini malang melintang di dunia broadcast,” kata Ismoyo di hadapan mahasiswa Sikosa AWS dan peserta coaching clinic, Jumat (9/9).
Ismoyo mengaku, cepat atau lambat perubahan teknologi dalam lanskap industri penyiaran akan terjadi. Dengan adanya digitalisai televisi, maka televisi lokal akan banyak bermunculan di Surabaya maupun di Jatim. “Dari data kami, hampir 50 lebih mahasiswa memilih broadcast. Kita berusaha bagaimana lulusan Stikosa AWS dapat mengisi pangsa pasar tersebut. Sebab, Stikosa AWS tidak mendidik mahasiswa sebagai tukang, melainkan mencetak mereka sebagai thinkers (pemikir) tentang bagaimana membuat liputan program terbaik,” harapnya.
Sementara itu, di hadapan ratusan mahasiswa Stikosa AWS dan peserta lainnya, Skolastika Sylvia membagikan pengalamannya sebagai news anchor (pembawa berita) maupun reporter. Mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini mengaku ada tiga tips untuk menjadi pembawa berita profesional. Ketiganya adalah percaya diri, banyak membaca dan harus mempunyai rasa ingin tahu.
“Percaya diri merupakan hal pertama yang harus dimiliki setiap pembawa berita. Sebaik apapun materi yang kita miliki dan sesiap apapun itu, jika tidak percaya dengan kemampuan serta penampilan kita, maka akan sulit,” ungkap Skolastika seraya membagikan tips kepada mahasiswa baru Stikosa AWS.
Bagi mahasiswa baru yang masih mencari-cari mau menjadi apa, Skolastika mengaku, percaya diri menjadi modal awal untuk menentukan keinginan kita. Kedua, banyak membaca merupakan hal terpenting guna modal di lapangan dan mengasah pengetahuan sebagai pembawa berita. Bahkan terhadap topik yang tidak disukai, pembawa berita harus tetap membaca guna pengetahuan.
Tips terakhir yakni mempunyai rasa ingin tahu. Menurut wanita yang bergabung di Liputan 6 pada 2013 silam ini, rasa ingin tahu sangat diperlukan guna menggali pertanyaan dengan narasumber. Sebab pertanyaan tidak selalu didapatkan dari produser, melainkan bagaimana seorang reporter dapat mempunyai pertanyaan bagi narasumber.
“Rasa ingin tahu sangatlah penting bagi seorang reporter untuk menggali pertanyaan dari narasumber. Intuisi itulah yang sampai saat ini masih saya gali sebagai seorang jurnalis,” ucapnya kepada Bhirawa.
Dengan tips yang sudah dibagi, Skolastika berharap mahasiswa Stikosa AWS bisa menjadi pembawa berita maupun reporter yang handal dan profesional. Terlebih di Stikosa AWS fokus utama pengajarannya tentang dunia jurnalistik dan broadcasting.
“Dengan tips dan antusias mereka, saya yakin mahasiswa Stikosa AWS dapat menjadi pembawa berita dan reporter yang profesional,” pungkasnya diakhir perbincangan dengan Bhirawa. [bed]

Tags: