SLB Kekurangan Guru Olahraga Khusus Difabel

Asdep Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Kemenpora dr Bayu Rahadian Sp Kj bersama para peserta Pelatihan Pembina Olahraga Disabilitas Kementrian Pemuda dan Olahraga. [Wawan triyanto]

Surabaya, Bhirawa
Sekolah luar bisa (SLB) hingga saat ini masih kekurangan tenaga khusus guru olahraga terutama untuk olahraga prestasi. Padahal justru di SLB banyak bibit atlet difabel untuk bisa menikuti event baik nasional maupun internasional.
Asisten Deputi Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Kemenpora dr Bayu Rahadian Sp Kj saat membuka Pelatihan Pembina Olahraga Disabilitas Kementrian Pemuda dan Olahraga di Hotel Fairfield Surabaya, Sabtu (4/8) menjelaskan, guru olahraga sangat dibutuhkan di SLB karena tugas dari guru olahraga tidak hanya membuat siswa sehat, melainkan bisa mencari bibit atlet untuk olahraga prestasi.
Sebab saat ini Indonesia sangat membutuhkan atlet difabel untuk bisa meraih prestasi di internasional. “Di SLB saat ini belum ada guru olahraga yang sudah mengikuti pelatihan khusus olahraga bagi siswa difabel dan saya berharap usai pelatihan ini bisa membuka wawasan peserta untuk terus mengkaji ilmu keolahrgaan khusus difabel,” kata dr Bayu Rahadian dihadapan 90 peserta pelatiahan yang terdiri dari guru SLB maupun Pembina olahraga difabel.
Salah satu pembicara Dr Hamid Anwar M Phil mengatakan, sarana olahraga sangat tepat untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa difabel. Ia juga melihat banyak pelajar berkebutuhan khusus itu memiliki bakat di bidang olahraga.
Dan bakat itu harus disalurkan sehingga mereka bisa menjadi atlet difabel yang bisa meraih prestasi. Sebab saat ini event untuk atlet difabel sangat banyak, mulai dari antar pelajar hingga olimpiade untuk difabel. “Budaya olahraga harus dikembangkan di masyarakat, termasuk untuk difabel,” kata Hamid Anwar yang juga dosen di Universitas Negeri Yogjakarta itu.
Sementara itu salah satu peserta Widia Sudarwati dari SLB Mutiara Hati Surabaua mengatakan selama ini kegiatan olahraga untuk para siswa belum diarahkan ke olahraga prestasi. “Selama ini olahraganya seperti senam irama, tankap dan lempar bola,” katanya.
Ia juga mengaku belum mengikuti kegiatan pelatihan guru olahraga untuk siswa difabel. “Saya rasa pelatihan ini sangat bagus untuk menambah wawasan terutama dibidang olahraga,” katanya. [wwn]

Tags: