SMA Negeri 3 Memotret Daya Belajar Siswa Baru

Kasek SMA Negeri 3 Sidoarjo Eko Redjo Sunariyanto sedang memantau pembekalan belajar anak didiknya.

Sidoarjo, Bhirawa
Usai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), SMA Negeri 3 Sidoarjo segera memulai proses belajar mengajar. Namun terlebih dahulu dilakukan pemetaan daya belajar siswa agar sinkron antara guru sebagai pengajar, siswa dan orangtua.
Hal ini dilakukan, karena pada saat seleksi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) 2019/2020 yang menggunakan sistem zonasi, diprediksi bakal menimbulkan efek pada kondisi kemampuan siswa yang sangat heterogen.
“Kami belum berani menyimpulkan isu tersebut, tetapi yang jelas semua anak harus kami layani. Salah satunya adalah kami ingin memotret daya belajarnya anak-anak itu terlebih dahulu, supaya bisa terjadi sinkronisasi antara guru, siswa dan orangtua,” tutur Kepala SMA Negeri 3 Sidoarjo Eko Redjo Sunariyanto, S.Pd M.Pd saat ditemui, (30/7).
Menurutnya, anak-anak pada intinya adalah cerdas. Mungkin selama ini ada yang dikatakan kurang maksimal, karena daya belajarnya belum ditangkap oleh bapak/ibu guru, sehingga belum bisa dilayani sesuai dengan kriteria daya belajar mereka.
“Yang penting kami harus tetap melayani, kami juga sangat optimistis, bahwa kemampuan anak-anak yang zonasi dan sebelum zonasi Insya Alloh kemampuannya sama saja, tidak banyak berbeda,” jelas mantan Kasek SMA Negeri Waru Sidoarjo.
Ia tegasnya, justru yang berbeda adalah dalam pelayanan.
“Justru pola layanan kita harus maksimal, karena mereka adalah aset kita semua, dan melayani mereka sudah menjadi pekerjaan kita. Jadi tidak boleh mengeluh,” tegasnya.
Sementara itu dalam memotret daya belajar para siswa kelas X yang sudah dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Juli 2019 lalu bertemakan ‘Edupreneurship Leadership Camp’. Berbagaimacam kegiatan yang telah dilakukan dalam membentuk karakter siswa yang siap belajar dan siap meraih prestasi. Hasilnya nanti akan kami evaluasi, untuk mensinkronkan pola pembelajaran di sekolah.
Lanjutnya, disamping itu, anak-anak dan guru yang sudah ketemu arah pembelajarannya dengan baik, tentunya juga harus mendapat dukungan dari orantua.
“Makanya, nanti habis kegiatan ini akan kami ketemukan dengan pihak orangtua. Sayang sekali, kalau pola pembelajaran anak sudah terbentuk, mulai terarah dengan baik jika di rumah tidak mendapatkan support dari orangtuanya. Dukungan orangtua itu sangat kami harapkan sekali,” pungkas Eko Redjo Sunariyanto. [ach]

Tags: