SMA-SMK di Probolinggo Uji Coba PTM Selama Dua Minggu

SMAN 1 Leces Probolinggo siap 100 persen uji coba pembelajaran tatap muka. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Saat pendidikan dasar belum memantapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), tidak demikian dengan pendidikan menengah. Mulai Selasa 18/8/2020, akan digelar uji coba pembelajaran tatap muka untuk SMA/SMK di Probolinggo. Di tiap daerah ini, dipilih dua lembaga pendidikan yang akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka. Masing-masing, satu SMA Negeri dan satu SMK Negeri.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Probolinggo Kiswanto, Senin 17/8/2020 menjelaskan, uji coba pembelajaran tatap muka itu dilakukan dengan mengacu pada Surat Gubernur Jawa Timur Nomor 420/11350/101.1/2020 tanggal 9 Agustus 2020 perihal Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas jenjang SMA/SMK/SLB di Jawa Timur.
Masa uji coba akan berlangsung dua minggu sampai 31 Agustus. Selanjutnya, Pemprov Jatim akan mengevaluasi lagi masa uji coba ini. Jika dirasa aman, maka bertahap bisa bertambah sekolah lain yang ikut uji coba tatap muka.
Meski demikian, pembelajaran tatap muka ini harus mendapat persetujuan Gugus Tugas di daerah. Untuk Kota Probolinggo, harus mendapat persetujuan dari Gugus Tugas Covid-19 setempat. Saat ini, sekolah yang ditunjuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka mulai Selasa (18/8), yaitu SMAN 2 dan SMKN 2 Kota Probolinggo. ”Dua sekolah ini dipilih karena sudah memenuhi persyaratan dan menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) penerapan protokol kesehatan,” ujarnya.
Selama uji coba nanti, pembelajaran tatap muka hanya diikuti 25% siswa. Sebab, hingga kini Kota Probolinggo masih masuk zona oranye persebaran Covid 19. Penerapan 25% siswa ini dilakukan di tiap kelas. Misalnya dalam satu kelas ada 36 siswa, maka setiap kegiatan tatap muka hanya diikuti sembilan siswa. Sisanya atau siswa yang lain, mengikuti kegiatan tatap muka di hari berikutnya. Demikian bergantian, sampai 36 siswa mengikuti kegiatan tatap muka semua.
Untuk kelas yang siswanya 36, berarti kegiatan tatap muka digelar empat hari secara bergantian. Dengan demikian, selama empat hari itu siswa hanya mengikuti satu kali kegiatan tatap muka. ”Karena ini adalah masih uji coba, maka tidak ada jam istirahat dan tidak ada kantin buka. Sehari hanya 3-4 jam pelajaran dengan durasi hanya 3 jam. Jika masuk pukul 07.00 maka pulang pukul 10.00,” lanjutnya.
Orang tua diminta untuk antar – jemput siswa ke sekolah. Jangan sampai siswa berangkat ke sekolah dengan kendaraan umum atau berboncengan dengan temannya. ”Karena tak ada kantin buka, maka orang tua diharapkan membawakan bekal kepada putra – putrinya,” katanya.
Di sisi lain, pembelajaran tatap muka uji coba yang rencananya akan dilakukan pada 18 Agustus ini harus disertai surat izin dari orang tua. ”Siswa datang ke sekolah harus membawa surat izin orang tua. Selain itu, juga ada format monitoring yang harus diisi. Siswa juga diminta untuk menjadi patriot protokol kesehatan. Ada sosial edukasi protokol kesehatan,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, dua lembaga pendidikan menengah juga ditunjuk menggelar uji coba pembelajaran tatap muka di Kabupaten Probolinggo. Yaitu, SMKN 2 Kraksaan dan SMAN 1 Leces.
Kepala SMKN 2 Kraksaan Saeri memastikan, pihaknya siap 100% menggelar uji coba itu. Semua perlengkapan yang wajib disediakan untuk uji coba sudah disiapkan. ”Kami sudah siap. Semua perlengkapan yang wajib ada juga sudah disiapkan. Mulai menyediakan hand sanitizer, masker, dan penataan ruangan yang harus berjarak,” katanya.
Sama seperti Kota Probolinggo dan Kabupaten Kabupaten Probolinggo juga merupakan zona oranye persebaran Covid 19. Karena itu, siswa yang mengikuti tatap muka sebanyak 25% per harinya. Di SMKN 2 Kraksaan, total ada 1.866 siswa. Sehingga setiap hari akan ada 468 siswa yang masuk atau mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka. ”Kami harus ketat melaksanakan protokol kesehatan. Sehingga, diharapkan tak sampai ada cluster baru dari sekolah. Apalagi, di sekolah kami siswanya banyak. Meskipun 25%, tapi mencapai 400 siswa lebih,” terangnya.
Sementara untuk setiap ruang kelas, yang diperbolehkan masuk hanya sembilan siswa. Duduknya pun direkayasa sedemikian rupa sehingga tidak berdekatan. Begitupun dengan guru, tak diperkenankan berkeliling. ”Doakan semoga lancar. Sehingga, bisa menjadi percontohan untuk PTM,” tandasnya.
Sementara, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Probolinggo Kiswanto menjelaskan, selain SMKN 2 Kraksaan, lembaga pendidikan menengah yang ditunjuk menggelar uji coba tatap muka yaitu SMAN 1 Leces. Siswa yang masuk pun harus membawa surat izin dari orang tua.
“Kalau orang tua tidak mengizinkan, maka yang bersangkutan boleh tidak ikut pembelajaran tatap muka. Mereka tetap ikut pembelajaran dengan cara daring,” tambahnya. [wap]

Tags: