SMA SPI Bantah Ada Pelanggaran Hukum, Tidak Pernah Tertutup dengan KBM yang Dijalankan

Kepala SMA SPI, Risna Amalia didampingi kuasa hukumnya Recky Bernadus, dan dihadiri Kak Seto secara virtual saat memberikan keterangan press di Aula SMA SPI, Kamis (10/6).

Kota Batu, Bhirawa
SMA Selamat Pagi Indonesia ( SMA SPI) membantah pernyataan kelompok lain tentang adanya pelanggaran hukum yang terjadi di sekolahnya. Mereka juga mengaku tidak pernah tertutup dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang diterapkan dalam mendidik para siswanya. Hal ini ditegaskan SMA SPI dalam konferensi pers yang digelar di sekolah yang berlokasi di Jl Raya Pandanrejo, Kota Batu ini, Kamis (10/6).
Konferensi pers diikuti Kepala SMA SPI, Risna Amalia yang didampingi kuasa hukum SMA SPI, Recky Bernadus Surupandy SH MH, serta dihadiri secara virtual oleh pemerhati anak, Dr Seto Mulyadi SPsi MSi yang dikenal dengan Kak Seto.
“Tidak benar jika ada pernyataan yang menyampaikan ke media telah terjadi tindak pidana kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan eksploitasi ekonomi di SMA SPI,” ujar Risna, Kamis (10/6).
Risna juga membantah, jika pihaknya menutup diri dengan KBM yang diterapkan di sekolahnya. Apalagi SPI yang berdiri sejak tahun 2007 ini sudah terakreditasi dan memiliki reputasi baik di masyarakat. Karena itu seluruh kegiatan belajarnya berada di bawah pengawasan dan evaluasi langsung dari Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim maupun Dindik Kota Batu.
“Artinya, jika memang terjadi pelanggaran hukum ataupun KBM yang dijalankan tidak sesuai dengan kurikulum, maka pastinya akan menjadi temuan Dinas Pendidikan untuk segera ditindaklanjuti. Dan buktinya selama SPI berdiri hingga kasus hukum ini mencuat, tidak pernah ada teguran ataupun sanksi yang diberikan Dindik,” kata Risna.
Selain menerapkan kurikulum SMA reguler, di SPI juga memberikan para siswanya keterampilan teknis. Sekolah yang tidak memungut biaya sepeserpun alias gratis ini mampu memberikan para lulusannya dua kompetensi sekaligus. Yaitu, pembelajaran reguler dan kompetensi keterampilan bersertifkat.
Selama ini reputasi SMA SPI terus naik di mata masyarakat bahkan hingga ke luar negeri. Hal ini ditunjukkan hingga mendapatkan kepercayaan dari Pemerintan Kamboja untuk menyekolahkan sembilan pelajarnya di SMA SPI. Selain itu, sebelum pandemi SMA SPI juga diundang Unesco untuk menghadiri konferensi kewirausahaan di China.
Sementara, Kak Seto mengaku telah mengetahui tentang SMA SPI sejak awal berdirinya. Bahkan ia mereasa kagum dan bangga apal yang telah dilakukan SMA SPI.
“Saya ingin SMA SPI ini menjadi model sekolah – sekolah di Indonesia. Selain gratis, bisa memberikan bekal kewirausahaan dan juga memiliki prestasi,” ujar Kak Seto.
Sedangkan Recky Bernadus menambahkan, pihaknya berharap agar tidak ada pihak tertentu yang ingin memborbardir SMA SPI dengan pernyataan yang tidak benar.
“Karena hal ini akan berdampak pada anak – anak yang saat ini sedang belajar di SMA SPI. Untuk itu biarkan anak – anak ini bisa belajar dengan tenang dan nyaman,” ujar Recky. [nas]

Tags: