SMA YPM 2 Sukodono Terapkan Keseimbangan dalam Belajar

Moch. Olifiano menunjukkan piala yang pernah diraihnya dalam pemilihan putra-putri Duta AIDS.

Sidoarjo, Bhirawa
Pola pembelajaran SMA YPM (Yayasan Pendidikan Ma’arif) 2 Sukodono Sidoarjo menerapkan program keseimbangan. Yakni jam pembelajaran akademik waktunya sama dengan pembelajaraan keagamaan. Penerapan program tersebut membuatr para siswa bisa berprestasi di dalam keduanya.
Kepala SMA YPM 2 Sukodono Sidoarjo H. Moh. Fauzi, S.Ag M.Pdi menuturkan kalau pihaknya menerapkan program tersebut pada intinya bahwa para siswa bisa berprestasi di bidang agama dan bidang umum. Jadi prestasi anak-anak di bidang agama secara otomatis mereka juga pandai di bidang umum.
“Jika nantinya anak-anak menjadi pejabat, saya yakin mereka akan tetap amanah. Karena sudah dilandasi keagamaan yang kuat,” tegas Moh. Fauzi, kemarin (29/1) kemarin.
Menurutnya, kalau program itu sudah terbukti berjalan dengan baik, terbukti siswanya juga sudah banyak yang prestasi dalam keduanya itu. Ia mencontohkan salah satu siswanya Moch. Alifiano kelas XII IPA 2 yang berprestasi sebagai juara pertama lomba pidato bahasa Inggris tingkat nasional, juga sebagai juara pertama Duta AIDs Sidoarjo.
“Dia juga selalu berprestasi ranking pertama di sekolah. Dia sekolahnya gratis terus karena selalu mendapatkan beasiswa,” jelas Moh. Fauzi.
Sementara itu, Moch. Olifiano juga sangat menikmati sekolah di SMA YPM 2 Sukodono ini, baginya sekolah adalah nomer dua, justru yang terpenting adalah kekuatan dan kemauan siswa itu sendiri untuk terus belajar.
“Bagi saya belajar adalah sangat penting, mumpung masih muda kita harus belajar, karena kedepannya juga untuk kita sendiri,” jelas Olifiano yang bercita-cita melanjutkan sekolah ke luar negeri.
Dengan citta-cita tersebut, sehingga pria kelahiran Malang 10 April 2001 ini selalu belajar bahasa Inggris. Karena dengan pandai berbahasa Inggris tentu saja sangat bisa mendukung cita-citanya di masa depan.
“Tujuan utama saya adalah sekolah keluar negeri, jadi bahasa Inggris itu adalah modal utama. Efeknya pun juga bisa menjadi juara pertama dalam Porsemanas 2018 di Malang,” ungkapnya.
Ia juga tidak menduga kalau bisa juara pertama, bahkan dia juga tidak menduga kalau lomba tersebut adalah tingkat nasional.
“Saya tahu kalau lomba itu tingkat nasional saat ada apel sebelum perlombaan. Oleh panitia pesertanya disebutkan, ternyata banyak juga yang dari luar pulau. Semoga apa yang saya jalani ini bisa membawa ke masa depan lebih baik lagi,” pungkas Moch Oliviano. [ach]

Tags: