SMAM I Taman Fasilitasi Kuota dengan Kerjasama Operator Seluler

Tim Daring di SMAMITA Sidoarjo terlihat sangat antusias. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Proses pembelajaran secara face to face (tatap muka) bagi siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman (SMAMITA) Sidoarjo juga belum bisa dilaksanakan. Bahkan dalam MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) pihak sekolah harus tetap menggunakan Daring. Sehingga pelaksanaannya membutuhkan kuota, agar jaringannya tetap berjalan dengan lancar.
“Karena pembelajaran Daring menggunakan zoom meeting, maupun live streaming membutuhkan kuota. Maka SMAMITA telah kerjasama dengan operator untuk memfasilitasinya dengan menyediakan data internet untuk 800 siswa- siswi kelas X, XI maupun kelas XII. Hal itu merupakan subsidi sekolah untuk seluruh siswa, ” tutur Waka Kesiswaan, Edwin Yogi Layrananta, pada (21/7) kemarin.
Menurutnya, tidak hanya subsidi kuota, pihaknya di masa pandemi Covid-19 juga memberikan keringanan dan kelonggaran waktu membayar SPP. Terutama bagi orangtua siswa yang dirumahkan atau diberhentikan sementara. Terutama bagi kalangan siswa yang tak mampu.
“Bakal ada pengajuan keringanan ke Yayasan Muhammadiyah jika memang benar-benar ada siswa dan siswi dari keluarga tidak mampu. Sekolah ikut merasakan dampak pandemi Covid-19 ini dengan berbagai program bantuan keringanan dan subsidi itu,” tegasnya.
Lebih jauh, guru yang akrab dipanggil Yogi ini menjelaskan jika pembelajaran dengan zoom meeting mengharuskan Smamita harus bekerjasama dengan vendor untuk mempersiapkan 15 house.
Kendati menggunakan zoom meeting, rata-rata seluruh siswa dan siswi mengikuti kegiatan Fortasi itu. Bahkan juga diikuti guru kelas dan guru mata pelajaran. Selain itu, Smamita juga menyiapkan sistem belajar di luar. Yakni di wilayah masing-masing siswa bekerja sama dengan kantor kelurahan atau kantor desa terdekat rumah siswa dengan sistem home visit di balai desa atau Fasilitas umum (fasum).
“Pesertanya dibatasi 10 siswa yang terdekat dari lembaga kerjasama itu. Makanya, di masa Fortasi (Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa) ini kami juga mengenalkan masalah Covid-19 dalam program mental health,” ungkapnya.
Disamping itu juga ada pemateri dari luar soal mental health, keagamaan, motivasi dan wawasan kebangsaan. Untuk nilai-nilai kebangsaan wajib diberikan setelah fortasi dengan mengundang pejabat publik. Mulai Brimob, Koramil, Polsek dan Dinas Kesehatan (Dinkes).
Untuk MPLS 2020/2021 kali ini diikuti 232 siswa dan siswi baru. Kendati menggunakan sistem Daring antusiasme mereka mengikuti materi cukup tinggi. Bahkan seluruh siswa baru kelas X mengikuti kegiatan Fortasi tersebut. Salah satu siswa kelas X, Azhar Nasywaan mengaku sangat senang bisa bergabung di SMAMITA karena sekolahnya beda dengan yang lain.
“Akademiknya bagus, ekstra-ekstranya juga sangat bagus, apalagi gedungnya juga megah. Makanya saya langsung pilih di SMAMITA,” ungkap Azhar. [ach]

Tags: