Smamda Surabaya Juara Umum Kompetisi Robot di Jepang

Tim Robotika SMA Muhammadiyah 2 Surabaya menunjukkan robotnya yang berhasil meraih juara umum di Universitas Okayama, Jepang. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Lima siswa Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya berhasil meraih juara umum dalam Robofest Japan 2019 International Robotic Workshop and Competition, 25 – 25 Agustus 2019, di Okayama University, Okayama, Japan. Kompetisi diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Osaka bekerja sama dengan Universitas Okayama.
Lima siswa yang terbagi dalam tiga Tim Smamda Surabaya terdiri dari Fahmi Faizullah, Ghifari Irtiza, Muhammad Ardhana, Nadiev Azis Rauf dan Humayun Al Rafi Zuha. Mereka berhasil meraih 1st Winner Programming Challenge Robot Gathering Senior, meraih 1st Winner Programming Challenge Line Maze Senior, meraih 2nd Winner Programming Challenge Line Maze Senior, meraih 2nd Winner Super Team Challenge Robot Transporter Senior, meraih 1st Winner Super Team Challenge Robot Gathering Senior dan meraih 3rd Winner Programming Challenge Robot Gathering Senior, serta 2nd Winner Super Team Challenge Robot Gathering Senior. Artinya, lima siswa itu berhasil memboyong tiga emas, tiga perak dan satu perunggu.
Pembina Tim Robotika Smamda, Ustadzah Hajar Ekasari menjelaskan, para siswa mempersiapkan lomba di Jepang ini selama satu bulan dan anggota masing-masing tim antusias menyiapkan kompetisi di Jepang.
“Setiap minggu ada ekstrakulikuler robotika dan disinilah mereka latihan. Selain mengikuti latihan pre event. Juga latihan intensif di sekolah, pulang sekolah juga masih latihan sampai malam,” kata Hajar Ekasari.
Ustadzah Hajar juga menjelaskan, para siswa Smamda bisa berangkat ke Jepang mewakili Negara Indonesia setelah berhasil meraih juara I Robot Gathering Senior dan Robot Line Maze Senior dalam Lomba Robotika yang digelar Kementerian Kominfo pada 31 Maret hingga 2 April lalu, di Landmarc Mall, Robofest Indonesia.
Sementara itu, Fahmi Faizullah salah satu siswa yang memprogram Robot Gathering menjelaskan, ketepatan waktu tidak penting namun yang terpenting untuk mendapatkan poin sebanyak mungkin. Yakni bisa mengantarkan obyek ke kotak yang menjadi target secara akurat dengan warna merah, biru, kuning untuk penentuan poin yang bisa diperoleh. Juga ada point ekstra yakni bila bisa mendorong obyek berupa lingkaran di dalam trek dengan tepat.
Sedangkan Muhammad Ardhana menambahkan, Untuk Robot Line Maze tidak ada kendala yang dihadapi saat berlomba. Hanya saja mental saat berlomba agak tertekan tetapi masalah mental ketika bertanding bisa dilalui.
“Mental kami saat bertanding agak tertekan tetapi Alhamdulillah dapat dilalui. Kendala lainnya, sebelum berlomba charger saya rusak, kemudian tim saya berhasil mendapat pinjaman charger dari tim lawan. Kendala lainnya susah cari brake robot, tetapi semua kendala bisa kami atasi,” kata Dhana-sapaan akrabnya. [fen]

Tags: