Smamga Surabaya Berempati Korban Bencana dengan Salat Gaib dan Doa Bersama

Ustadz Nafi’ Udin SPdi bertindak sebagai imam dalam salat dhuha dan salat gaib sekaligus memimpin doa, diikuti 520 siswa kelas I hingga kelas III, SMA Muhammadiyah 3 Gadung, Surabaya. [Trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Sebagai bentuk keprihatian dan turut berempati dengan banyaknya musibah, mulai merebaknya Virus Corona, banyaknya pohon tumbang, angin kencang di berbagai daerah, hingga gugurnya siswa SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta saat kegiatan Pramuka. Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya menggelar salat ghaib dan doa bersama agar diberikan keselamatan dan dijauhkan dari bencana.
Salat gaib digelar di lapangan sekolah dan masjid sekolah, Kamis (27/2) kemarin, di imami Ustadz Nafi’ Udin SPdi diikuti 520 siswa mulai siswa kelas I hingga kelas III. Sebelum digelar Salat Gaib diawali Pembacaan Tartil Alquran dan salat dhuha yang rutin digelar setiap hari, kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan mengumpulkan donasi yang diikuti semua siswa dan staf pengajar, sekolah yang terletak di Jl Gadung III Nomor 7, Surabaya ini.
Menurut Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3 (Smamga) Gadung, Surabaya, Ustadzah Erlina Wulandari SPd, titik focus salat gaib dan doa bersama dilakukan ini untuk memupuk adanya kepedulian sosial oleh para siswa, dengan banyaknya bencana alam hingga peristiwa yang banyak merengut korban jiwa. Maka diberikan pembelajaran kepada para siswa agar mempunyai kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama warga yang sedang tertimpa bencana dan berbagai periswa yang terjadi akhir – akhir ini.
“Dengan mengajak para siswa untuk salat gaib dan berdoa bersama, serta mengumpulkan donasi yang nantinya akan disalurkan melalui Lazismu Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jatim ini. Diharapkan kedepannya para siswa selalu mempunyai kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama yang sedang tertimpa musibah,” kata Ustadzah Erlina-sapaan akrabnya.
Ustadzah Erlina berharap, dengan adanya pembelajaran untuk mempunyai kepedulian pada sesam ini, kedepannya para siswa tetap mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, sebab kini anak – anak cenderung mempunyai sifat yang sangat individualistik. Buktinya, anak – anak lebih senang bermain gadgetnya sendirian daripada bersosialisasi dengan temannya atau dengan masyarakat secara umum.
Sementara itu, Ustadz Nafi’ Udin menambahkan, salat gaib dan doa bersama merupakan bagian dari penguatan spiritual para siswa dan pembelajaran untuk mempunyai kepedulian sosial ini diharapkan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari, meskipun tidak berada di sekolah tetapi para siswa ini tetap memiliki kepedulian.
“Pembelajaran dan pembentukan karakter para siswa agar mempunyai kepedulian sosial ini terus dilakukan sekolah setiap ada sesama warga yang sedang tertimpa musibah. Dan diharapkan para siswa ini bisa mengaplikasikan atau menerapkan kepeduliannya terhadap sesama meskipun tidak sedang berada di sekolah. Ya agar anak – anak terbiasa mempunyai jiwa sosial dan memiliki kepedulian terhadap sesama yang sedang tertimpa musibah,” kata Ustadz Nafi’ yang mengajar Al Islam ini.
Ustadz Nafi menjelaskan, salat dhuha dan baca tartil Alquran telah menjadi kegiatan rutin para siswa Smamga. Tetapi untuk Hari Kamis (kemarin, red) ditambah dengan salat gaib, doa bersama dan mengumpulkan donasi dan menyalurkan kepada yang berhak menerima. Karena adanya fenomena banyaknya terjadi bencana dan berbagai peristiwa yang merengut korban jiwa terjadi di Musim Hujan belakangan.
Rivaldo Dandy RA, Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Bendahara Umum, Aurelia Nazwa, yang ikut berpartisipasi dalam salat gaib dan doa bersama, serta pengumpulan donasi mengaku senang bisa ikut mendoakan kepada sesama Warga Negara Indonesia yang sedang tertimpa bencana. ”Kami berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan dan kesabaran kepada mereka yang sedang tertimpa bencana. Dan kami berdoa semoga kedepannya tidak ada bencana lagi yang sampai merengut banyak korban jiwa,” kata Aldo yang diamini Aurel. [fen]

Tags: