SMAMITA Hadirkan Veteran untuk Mengajar Seputar Perjuangan Kemerdekaan

Serma (purn) Subandi saat menceritakan kisah perjuangannya melawan penjajahan Belanda dan Jepang. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Suasana jam pelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo berbeda dengan biasanya. Pada hari biasa para siswa mengikuti prosesi belajar mengajar dengan para gurunya, kali ini mereka harus mendengarkan pelaran sejarah/perjuangan para veteran yang telah membela tanah air selama satu jam.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 Nopember 2019, juga untuk menumbuhkan semangat berjuang para pelajar untuk meraih kesuksesan. Disamping itu juga untuk memberikan motivasi para pelajar agar mengenal para pelaku sejaran secara langsung.
Para Veteran yang hadir di Smamita diantaranya Peltu (Purn) Rusbadi, Kalijaten, Kecamatan Taman, Sidoarjo yang tak lain Ketua Ranting Veteran Taman. Selain itu ada Serma (Purn) Djuremi, Serma (Purn) Subandi dan Mayor (Purn) Isprijadi.
Para siswa Smamita ini mengikuti pelajaran dan pengajarnya para veteran selama satu jam secara bergantian di setiap kelas. Sebelumnya, para veteran ini juga ikut upacara di halaman Smamita dan diberi bingkisan berupa bingkisan
“Para siswa harus belajar sungguh – sungguh. Karena kini sudah merdeka. Beda dengan di masa muda saya. Jangankan sekolah membuat perkumpulan saja dilarang. Itu berlangsung hampir 350 tahun selama penjajahan Belanda,” ungkap Peltu (Purn) Rusbadi di hadapan siswa dan siswi kelas X IPA 1, Jumat (8/11) pagi.
Tidak hanya itu, kata Rusbadi, kini posisi orang luar negeri sama dengan pelajar Indonesia termasuk di Smamita. Seharusnya pelajar Smamita bisa sebanding dengan pelajar di luar negeri. ”Berbeda pada jaman penjajahan diama saat berperang kita kalah persenjataan. Belanda dan Jepang sudah pakai senjata otomatis pejuang Indonesia masih menggunakan senjata kokangan dan bamboo runcing. Belum lagi kalau jadi tawanan dipekerjakan siang malam tanpa upah,” kenangnya.
Suasana pelajaran di dalam kelas selama satu jam itu tampak makin terasa perjuangan kemerdekaan. Apalagi, para siswa Smamita juga mengenakan pakaian ala pejuang sebelum Tahun 1945 silam. Mereka juga terlihat sangat antusias mengikuti cerita perjuangan dari para veteran.
Usai mengkuti pelajaran Albadi Asad Maulana siswa kelas XI IPS 3 mengaku sangat senang mengikuti pelajaran tadi, karena lebih tahu mendalam tentang perjuangan para pahlawan dulu sangat panjang sekali. Berat penuh tantangan dan perjuangan yang tak kenal lelah, bahkan para pahlawan banyak yang anggota tubuhnya patah, cacat hingga meninggal karena terkena tembakan.
“Maka kita para genarasi muda harus mengingat sejarah, harus peduli dengan para pelaku sejarah, jangan sampai melupakannya. Perjuangan mereka tidak mudah, sangat berat sekali. Semoga kegiatan seperti ini sering dilakukan oleh sekolah, sangat bagus sekali untuk memotivasi. Sangat memberikan semangat bagi saya, karena saya juga bercita-cita ingin jadi Polisi,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Salsabila Az Zahra, para perjuangan para pahlawan sangat luar biasa dalam berjuangan membela bangsa dan Negara, dan rela mengorbankan jiwa raganya. ”Makanya tadi, mereka juga bercerita kalau kakinya pernah terkena serpihan bom. Jadi sangat luar biasa sekali perjuangannya, kasihan dan terharu. Kalau kita tidak bisa menjadi generasi yang hebat juga sayang, karena mereka sudah memperjuangkan dengan susah payah. Jangan sampai disepelekan oleh generasi muda sekarang,” pesan siswi kelas XI IPS 3 ini.
Kepala Smamita, Zainal Arif Fakhrudi menjelaskan, tujuan menghadirkan para veteran yang ada di sekitar sekolahnya untuk memberikan pelajaran/memberikan cerita perjuangan agar para siswa ini bisa mengetahui kisah dari pelakunya sendiri. ”Mendengar dari pelakunya secara langsung, tidak hanya mendengar dari orang lain, tidak hanya mengetahui dari membaca saja. Tapi dari pelakunya langsung,” terang
Zainal juga menegaskan, kegiatan satu jam bersama para veteran itu agar siswa mengenali para pelaku sejarah Kemerdekaan RI. Baginya belajar di kelas bersama para veteran (pahlawan) itu bermakna mendalam.
Hal itu sesuai dengan momen Hari Pahlawan. Diharapkan bisa menumbuhkembangkan kecintaan para pelajar kepada para pahlawan sesungguhnya. ”Apalagi kini banyak pelajar lupa atas perjuangan pahlawan karena terlalu sering main Hand Phone (HP) atau gadget,” tegasnya. [ach]

Tags: