SMAMX Deklarasikan Pelajar Tangguh

Wakil Ketua Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) IDI Surabaya, dr Meivy Isnoviana sematkan pin pelajar tangguh siap sambut tatap muka dengan protokol kesehatan ketat.

IDI Kota Surabaya Nyatakan Indonesia Belum Siap Gelar PTM
Surabaya, Bhirawa
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tengah disiapkan beberapa sekolah di Surabaya. Mulai dari guru, infrastruktur sekolah hingga penerapan Protokol Kesehatan yang ketat di tengah penyebaran Covid 19.
Persipan ini juga terlihat di SMA Muhammadiyah X Surabaya. Sebagai simbolis akan dilaksanakannya PTM yang sudah berjalan dua pekan terakhir, pihak sekolah membentuk Pelajar Tangguh.
“Deklarasi pelajar tangguh ini bagian dari persiapan new normal. Di mana ada budaya baru di sekolah yang tidak sam seperti dulu. Deklarasi yang tertung dalam ikrar peljar tangguh ini juga menandakan bahwa kita konsisten untuk memustus mata rantai penyebaran Covid 19,” ujar Kepal SMA Muhammadiyah X Surabaya, Sudarosman.
Bahkan, Sudarosman juga menyusun teknis PTM. Diantaranya membuat jarak di tiap kelasnya hingga 100 meter. Disamping membatasi jumlah siswa yang akan mengikuti PTM.
“Kami mempunyai empat gedung terpisah. Setiap gedungnya hanya diisi satu kelas saja. Struktur baru juga kita bentuk jika siswa ada pelajar tangguh, kalau untuk sumber daya manusia (guru) ada Tim Psikologis. Jadi bisa ada satu guru Mapel dan satu guru pengawas dari psikologi yang akan memantau siswa tiap kelasnya,” jabar dia.
Dikatakan Sudarosman, berbasis pada sekolah keberbakatan jadi pertimbangan utama dilaksanakan PTM disekolahnya. Apalagi, potensi atau keterampilan siswa tidak bisa dilakukan secara Daring.
“Maka Daring sudah disiapkan seefektif mungkin. Karena masing – masing area gedung sudah disiapkan satu studio. Tidak akan banyak yang masuk. Maksimal tujuh siswa setiap kelasnya akan ikut tatap muka efektif. Atau dua minggu sekali siswa akan mengikuti kegiatan ini,” jelasnya.
Sementara itu, terkait akan dilaksanakannya PTM, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Surabaya berpendapat berbeda. Menurut Wakil Ketua Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) IDI Surabaya, dr Meivy Isnoviana, jika kini Indonesia masih belum siap melakukan PTM. Mengingat, di Bulan November lalu ada peningkatan kasus sebaran Covid 19 yang berdampak pada penuhnya ruang perawatan RS.
“Melihat situasi dan kondisi untuk saat ini kami tidak mengizinkan. Karena November kemarin ini ada peningkatan luar biasa karena ada libur panjang. Jika dimungkinkan sekolah untuk melakukan PTM maka harus dilakukan dengan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat,” ujarnya.
Namun, IDI mengkhawatirkan jika siswa abai terhadap penggunaan masker. ”Kalau kondisi sudah aman kami akan iyakan. Kalau kondisi masih seperti ini kami tak mengizinkan,” kata dia.
Lebih lanjut, dr Meivy mengingatkan, agar masyarakat tetap disiplin dalam menerapkan Prokes. Minimal dengan penggunaan masker. Sebab, ia menilai masyrakat sudah mulai abai dan bosan dengan grafik kasus yang tak melandai. Karenanya ia menyarankan, sekolah harus mendesain jarak antar siswa. Tak hanya itu, keterlibatan pengawas sekolah dalm pelaksanaan PTM harus ada.
“Guru-guru yang potensi resiko kami sarankan tidak mengajar. Kalau bisa satu guru dan satu pengawas harus ada setiap kelasnya,” tandasnya. [ina]

Rate this article!
Tags: