SMANOR Jatim Beri Bonus dan Degradasi Atlet

Kepala UPT SMANOR Zaenal Arifin saat memberikan bonus kepada peraih medali emas di level nasional. [wawan triyanto/bhirawa]

Kepala UPT SMANOR Zaenal Arifin saat memberikan bonus kepada peraih medali emas di level nasional. [wawan triyanto/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa.
Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Olahraga (SMNAOR) Jatim kini bisa tersenyum lega, karena mereka yang berprestasi mendapat bonus akhir tahun. Tapi ada juga yang kecewa sebab harus terdegradasi.
Sistem pemberian bonus bagi siswa atau atlet yang berprestasi sudah lama diterapkan di SMANOR, mereka yang berhasil meraih juara di level internasional, nasional dan regional mendapatkan bonus. Tapi bagi siswa yang gagal meraih prestasi harus rela terdegradasi.
Dari data yang diterima, ada 102 siswa dari cabang olahraga (Cabor) atletik, gulat, judo, karate, panjat tebing, sepak takraw, voli pantai dan sepatu roda. Jumlah bonusnyapun tidak sama, untuk peraih emas di level internasional mendapat Rp 2 juta, perak Rp 1,5 juta dan perunggu.
Sedangkan untuk tingkat nasional, emas Rp 1 juta, perak Rp750 ribu dan perunggu Rp500 ribu. “Pemberian bonus itu untuk memacu para siswa agar mereka semakin giat berlatih dan meraih prestasi,” kata Kepala UPT SMANOR, Dss Zaenal Arifin saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Selasa (29/12).
Ia berharap atlet yang menerima bonus tidak cepat puas dengan apa yang sudah dicapainya, karena selama mereka menempuh pendidikan di SMANOR para siswa tetap dituntut meraih prestasi di tahun 2016. Bahkan sampai lulus dari SMANOR pun mereka juga harus bisa memberikan prestasi baik bagi Jatim maupun Indonesia.
“Alhamdulillah atlet kami yang masih tercatat sebagai siswa sudah memberikan kontribusi medali bagi Jatim di ajang Pra PON, tapi saya berharap mereka bisa meraih emas di PON Jabar 2016. Sedangkan untuk lulusan SMANOR harus bisa memberikan prestasi,” kata Zaenal.
Saat disinggung nasib siswa yang terdegradasi, Zaenal menjelaskan hak mereka sebagai atlet secara otomatis dicabut, namun mereka masih bisa menempuh pendidikan di SMANOR secara gratis.
“Mereka yang terdegrasi tetap bisa sekolah di SMANOR gratis, namun mereka tidak bisa mendapatkan fasilitas seperti atlet lainnya, seperti makan, tidur dan seragam,” katanya.
Lebih lanjut Zaenal menjelaskan, beberapa siswa yang terdegrasi dari SMANOR berasal dari cabor voli pantai, atletik, judo, voli pantai, renang dan pencak silat. “Sampai saat ini ada beberapa siswa yang terdegradasi tapi masih melanjutkan sekolah di SMANOR,” katanya. [wwn]

Tags: