SMAU Hafsha Genggong Raih The Winner Award

Para siwi SMAU Hafsha Genggong terima penghargaan Internasional.

Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
Probolinggo, Bhirawa
Sebuah prestasi membanggakan kembali diraih oleh Sekolah Menengah Atas Unggulan (SMAU) Hafshawaty Zainul Hasan (Zaha) Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo di kancah Internasional.
Selasa (15/1), SMAU Hafshawaty Zaha Genggong dinobatkan sebagai juara 1 tingkat internasional di ajang “The Second Phatthalung International Science Fair 2019 and PCCST Internasional Science Fair” yang diikuti 26 tim dari 4 negara (Thailand, Malaysia, Vietnam dan Indonesia) di Thailand.
Pembina Tim SMAU Hafsha Genggong Yenny Rahma, Rabu (16/1) mengaku sangat terharu atas prestasi gemilang yang dicapai anak didiknya. Bahkan dirinya tidak menyangka sebelumnya beras analog karya anak didiknya ini akan dinobatkan menjadi yang terbaik di ajang internasional tersebut.
“Perasaannya pokoknya campur aduk. Benar-benar tidak menyangka beras analog karya anak-anak SMA Unggulan Hafshawaty Genggong dinobatkan sebagai yang terbaik. Kami tidak henti-hentinya bersyukur kepada Allah SWT,” ujarnya. Yenny kemudian bercerita bahwa saat tersisa 5 tim terbaik di depan pentas dan hanya menyisakan tim Indonesia dan tim tuan rumah Thailand, ada seorang ibu dari tim Indonesia lainnya tiba-tiba maju dan memberikan bendera merah putih pada anak didiknya.
“Ini bendera merah putih. Kalian sudah membawa nama Indonesia, ayo pakai,” ungkap Yenny menirukan kata-kata ibu pemberi bendera merah putih tersebut.
Ternyata tidak disangka-sangka tim SMAU Hafshawaty Zaha Genggong yang tersisa dari tim Indonesia lainnya dinobatkan sebagai The Winner Award (Excellent Award) pada ajang di Thailand ini.
“Ketika panitia mengumumkan dari bronze medal award dan silver medal award, sekolah kami tidak kunjung dipanggil sehingga tersisa 5 peserta. Kelima peserta ini diminta maju ke depan. Kami tidak henti-hentinya berdoa, sampai pada titik akhir hanya sisa 2 negara. Alhamdulillah, panitia menyatakan kami sebagai yang terbaik,” ungkapnya.
Kepala SMAU Hafshawaty Zaha Genggong M. Inzah mengaku sangat bersyukur dan bangga pada anak didiknya yang terus menorehkan tinta emas di kancah internasional. “Prestasi ini tentunya adalah barokah dari para masyayikh Genggong. Kami bisa kibarkan bendera Indonesia di Thailand. Tonggak estafet perjuangan ulama akan terus kami gerakkan. Dari santri untuk dunia,” katanya.

Berharap Dipatenkan dan Diproduksi untuk Umum
SMA Unggulan (SMAU) Haf-Sa Zainul Hasan Genggong adalah satu-satunya lembaga pendidikan yang mewakili kabupaten Probolinggo dalam pameran pendidikan yang digelar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Sekolah menengah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong ini adalah salah satu dari 28 lembaga pendidikan negeri-swasta yang irekomendasikan mengikuti pameran tersebut. Banyak sekolah yang menampilkan produk-produk unggulan dari sekolah dan potensi daerah masing-masing. Stand SMAU dalam pameran ini membawa produk-produk yang dibuat peserta didiknya.
Di antaranya, smart home, smart lamp, program e-learning, kriya dan beras analog.
“Dari beberapa produk yang dipajang, Banyak dari pengunjung yang tertarik pada beras analog, salah satu produk SMAU yang dilombakan di Thailand awal Januari 2019 dan menorehkan hasil terbaik ini,” paparnya.
Ketertarikan pengunjung pada beras analog karya siswa SMAU ini karena disamping bahannya yang mudah ditemukan, juga karena manfaatnya sangat baik untuk kesehatan, khususnya penderita diabetes dan kangker. Seperti yang dikatakan Nanik Nor Laila, siswi kelas XI.
Ustadzah Yenny Rahma, S.Pd, mengatakan, Beras analog dari tepung suweg dan tepung daun kelor ini Memiliki indeks glikemik 53,5. Menurutnya, beras ini bermanfaat untuk mengontrol kadar gula dalam darah, mengandung senyawa fenolik dan serat tinggi.
“Cocok untuk di konsumsi oleh penderita diabetes, beberapa penyakit kanker, dan sebagai pangan alternatif program diet,” akunya.
Kepala SMAU Hafshawaty Zaha Genggong M. Inzah, beras analog khas siswa SMAU ini diminta untuk dipatenkan dan diproduksi untuk umum oleh kepala cabang dinas (cabdin) pendidikan Jawa Timur Kabupaten-kota Probolinggo, Dra. Sri Yuliasih, M.M.
“Katanya bu cabdin segera di patenkan dan diproduksi agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas,” tandasnya. Konsep stand SMAU menonjolkan nuansa pesantren seperti foto kiai, buku karangan ketua yayasan, dan hasil karya bimbingan bakat minat (bbm). “Sekolahku keren, sekolahku asli produk pesantren. Ini yang kita kenalkan pada masyarakat luas seperti yg tertera pada banner stand,” tambahnya. [wap]

Tags: