SMK 10 November Lestarikan Seni Budaya

Pengurus yayasan, Kepala Sekolah SMP dan SMK menggunakan pakaian tradisional keliling pawai sekitar sekolahan. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahunnya yang kesembilan dan peringatan Maulud Nabi Muhammad, dimanfaatkan Yayasan SMP dan SMK 10 November Sidoarjo untuk menggelar berbagai macam aktivitas dari ribuan siswanya. Diantaranya, melestarikan seni budaya tradisional, baik dalam bentuk pertunjukan hingga pawai budaya keliling desa sekitarnya.
Ketua Yayasan SMP dan SMK 10 November Sidoarjo, Misti Hariasih SE MM menjelaskan, dengan kondisi sekolah yang seperti saat ini pihaknya kedepan mempunyai impian bagaimana mengembangkan lembaga ini sesuai harapan masing – masing sekolah, serta bisa diterima masyarakat sepenuhnya, sebab tanpa support dari masyarakat program apapun dari tidak akan terwujut.
“Sabaik apapun strategi kita, harus selaras dengan kebutuhan masyarakat,” tutur Misti Hariasih yang juga sebagai Dosen FEB Univeritas Muhammadiyah Sidoarjo ini.
Misti juga menjelaskan, tentunya para dewan guru menjadi ujung tombak dalam proses belajar mengajarnya, maka kita harus menciptakan Sumber Manusia yang unggul dan mampu berdaya saing. Adapun program unggulan yang sudah kami terapkan, sehingga jumlah murid kami bisa mencapai ribuan, yakni yang sesuai dengan perkembagan era digital, serta era revolusi maka kita juga wajib mengingatkan para dewan gurunya.
“Salah satunya program unggulan kelas internasional, serta beberapa program bahasa asing yang sudah masuk dalam kurikulum. Untuk SMK ada program SMK Revitalisasi. Termasuk ada guru kami yang menerima panggilan dari Keduataan Jepang untuk melakukan studi di negara Jepang,” jelas Misti, Senin (11/11) kemarin yang didampingi Kepala SMK, Ratih Wulansari dan Kepala SMP, Luluk Nuryanti.
Sebelum acara dimulai dan pemotongan tumpeng ini, telah digelar pawai budaya keliling desa – desa sekitar sekolah. Semua siswa, staf pengajar, kepala sekolah hingga pengurus yayasan menggunakan pakai adat, pakaian budaya tradisional.
“Pokoknya, kesempatan ini kami menampung atau mewadahi karya siswa untuk menggelar apa yang sudah dilakukan dalam esktrakurikuler, baik seni terdisional maupun yang lainnya. Sekaligus juga melestarikan seni budaya tradisional agar tidak punah,” jelas Luluk Nuryanti menambahkan. [ach]

Tags: