SMK Antartika 2 Sidoarjo Launching Tiga Buku Karya Siswa

Ketua Yayasan Wahyuana Surabaya dan Kepala SMK Antartika 2 sedang mencermati isi buku karya siswa. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Kegigihan siswa SMK Antartika 2 Sidoarjo mendapatkan apresiasi dari Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sidoarjo, Dr Tirto Adi MPd. Pasalnya, para siswa yang sebagian banyak disibukkan dengan HP-nya, ternyata siswa SMK Antartika 2 Sidoarjo berhasil menerbitkan tiga buah buku sekaligus.
Buku pertama antologi puisi berjudul ‘Sang Juara Berkarya Di Langit Senja’ dengan setebal 648 halaman, berikutnya buku Anthology of Foreign Language Poetry dengan judul Dreaming of The Star dengan tebal 73 halaman, ditulis dengan Bahasa Inggris dan Jepang, berikutnya buku Antologi Geguritan dengan judul buka Cakra Byuha tebalnya 208 halaman yang ditulis dengan bahasa Jawa. Ketiga buku ini asli karya siswa dan telah dilaunching, Rabu (5/2) kemarin.
“Sangat luar biasa, tidak ada pencapaian pretasi yang tanpa perjuangan, tanpa kegigihan, tanpa konsistensi. Jadi keberhasilan itu merupakan buah dari ketekunan dan kegigihan untuk menggerakkan literasi,” tutur Tirto Adi selaku Bapak Literasi Sidoarjo.
Menurut Tirto, dengan bukti bisa menerbitkan tiga buku dengan bahasa yang berbeda-beda berarti kekeluargaan literasinya sudah berjalan dengan baik sekali. Saya berharap perlu diteruskan, perlu dilestarikan jangan sampai dihentikan.
“Dari gerakan itu juga bisa memunculkan potensi anak – anak maupun potensi guru. Sekali lagi, saya mengapresiasi dengan keberhasilannya menerbitkan tiga buku sekaligus,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SMK Antartika 2 Sidoarjo, Retno Purwo Lystiorini mengaku kalau keberhasilan anak – anak ini merupakan hal positif bagi sekolah. Ternyata para siswa bisa menghasilkan karya yang baik dan sangat luar luar biasa, mereka tidak hanya tergantung sama teknologi yang terus ada digegamannya.
Retno menegaskan, berkat dorongan dan motivasi dari para guru mereka bisa menghasilkan karya. Kalau tak ada dorongan dari para guru sebagai pembimbing, para siswa akan terlena dengan dunianya sendiri.
“Kami berharap dengan hasil karyanya ini, bagi siswa yang belum menghasilkan karya yang inovatif bisa tergerak, mencontoh dari teman – temannya yang sudah berkarnya,” harap Retno.
Salah satu Tim Editor, Ayu Faidza Azmi SPd, mengaku sangat lega bisa mewujudkan karya siswa ini dengan lancar. Kalau proses sebelumnya sangat luar biasa, memakan waktu yang lama dan penuh perjuangan. Apalagi ditarget sekolah tanggal 5 Pebruari 2020 harus jadi. ”Alhamdulillah bisa berhasil tepat waktu, lega rasanya,” jelas Ayu. [ach]

Tags: