SMK Kesenian Jatim Diciptkan Tampung Generasi Seniman

2-Foto Dalang Bocah _tam (1)Pemprov Jatim, Bhirawa
Pengalihan kewenangan pendidikan menengah ke pemerintah provinsi akan dimanfaatkan untuk meningkatkan upaya pelestarian kebudayaan di Jatim. Masuknya SMK 12 Surabaya dalam kewenangan Dindik Jatim yang  merupakan sekolah khusus seni akan dimanfaatkan untuk mendidik generasi-generasi baru seniman terutama dalang .
Selama ini jenjang pendidikan kesenian tingkat menengah belum bisa diakses secara luas oleh masyarakat Jawa Timur. Sebabnya adalah, di Jatim hanya ada satu sekolah kesenian ,SMK 12 yang di bawah kewenangan Pemkot Surabaya. Sehingga tidak semua generasi seni bisa masuk ke sekolah tersebut.
Akibat hal ini, generasi-generasi seni terutama dalang bocah ini seakan lenyap saat mereka menginjak usia remaja. Hal ini pun menjadi pekerjaan penting Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim sebagai pihak yang bertanggungjawab mentransformasikan kesenian di dunia pendidikan.
Sekretaris Dindik Jatim Dr Sucipto mengatakan, bakat-bakat khusus seperti seni pedalangan ini harus ditampung pada wadah khusus seperti SMK kesenian. Namun faktanya, SMK kesenian ini justru tidak banyak diminati. Apalagi untuk jurusan pedalangan. Setiap tahun, lulusannya tak lebih dari 10 orang. Bahkan tahun ini hanya ada empat lulusan dari jurusan pedalangan. Padahal setiap tahun dalang bocah terus bermunculan setiap tahunnya.
“Kita berharap bisa menigkatkan minat sekolah kejuruan pedalangan dengan memberi kesempatan siswa-siswa dari daerah,” kata Sucipto ditemui usai membuka Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian (Dikbangkes) Dindik Jatim, Rabu (25/2).
Selama ini, SMK kesenian itu dikelolah oleh Kota Surabaya. Sehingga, peserta didik dari daerah lain masih terbatas aksesnya lantaran persoalan pagu. Karena itu, setelah peralihan pengelolaan SMA/SMK sebagai akibat diterapkannya UU 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, SMK kesenian akan mendapat prioritas.
“Kalau kita yang mengelola, kita bisa membuka akses seluas-luasnya untuk daerah lain. Khususnya kantong-kantong budaya di Jatim,” tutur pria asal Magetan ini.
Menurut Sucipto, pendidikan merupakan alat yang tepat untuk mewariskan kesenian dan nilai-nilai yang di bawanya. Karena itu, kesenian tidak bisa diabaikan. “Sekolah itu untuk menjadikan anak menjadi pintar dan berkarakter. Salah satu alanya ya kesenian ini,” tutur dia.
Di kesempatan yang sama, Kepala UPT Dikbangkes Efie Widjajanti menuturkan, peringatan HAN selalu dihadiri dalang-dalang bocah yang berbeda dari tahun ke tahun. Mereka melakukan eksibisi sekaligus berlomba menjadi yang terbaik. Pada peringatan HAN kali ini, terdapat 11 dalang bocah yang ikut berlomba dan satu dalang bocah melakukan eksibisi dalam pembukaannya. “Sebenarnya kita punya potensi. Setiap tahun dalang bocah ini selalu bermunculan,” tutur dia.
Efie menuturkan, mengangkat seni pedalangan di Jatim butuh upaya keras.  Dikbangkes sendiri harus menyediakan wadah khusus untuk melatih siswa-siswa yang berbakat dalang. “Kita sendiri harus ngutuni mencari siswa yang berbakat khusus. Sekarang sudah ada 50 siswa SMA yang dilatih dua kali dalam seminggu,” tutur Efie. [tam]

Keterangan Foto : Sekretaris Dindik Jatim Sucipto menyerahkan gunungan kepada Akbar Syahalam dalang bocah asal SMPN 2Nganjuk. [ adit hananta utama/bhirawa]

Tags: