SMK Krian 1 Gelar Lomba Al Banjari Pelajar Se Jatim

SMA Mazra’atul Ulum Paciran Lamongan menunjukkan kepiawaiannya dalam lomba Al Banjari.

Sidoarjo, Bhirawa
Sebanyak 85 peserta perwakilan Al Banjari tingkat SMP dan SMA/SMK/MA negeri/swasta se Jawa Timur telah mengikuti lomba kesenian Islam, rebana atah hadrah Al Banjari. Mereka terdiri dari 35 pelajar tingkat SMP dan 50 pelajar tingkat SMA/SMK dan MA.
Gelar yang dilaksanakan oleh SMK Krian 1 Sidoarjo ini digelar selama dua hari, mulai tanggal 12 dan 13 Januari 2019. Yakni dalam rangka membentuk mental spiritual para siswa, melalui kegiatan keagamaan. “Membentuk keterampilan atau skill siswa itu lebih mudah dari pada membentuk karakter siswa yang berbudi luhur penuh dengan sopan santun,” tutur Kasek SMK Krian 1 Sidoarjo Dini Mekarsari S.Pd M.Pd di sela-sela memantau jalannya lomba Al Banjari kemarin(12/1/2019).
Menurutnya, Al Banjari adalah salah satu bentuk kepedulian sekolah kami dalam membentuk pendidikan karakter para siswa. Selama ini masyarakat itu menilai bahwa anak-anak SMK itu negatif, bahkan ada yang mengatakan lebih ekstrim lagi kalau anak-anak SMK itu brutal. “Penilaian itu bisa kami patahkan di SMK Krian 1 Sidoarjo. Di tempat kami kegiatan keagamaan seimbang dengan pendidikan akadamik,” katanya.
Ia katakan, kalau Al Banjari di tempat kami sudah pernah mencetak prestasi hingga tingkat Jawa Bali. “Setiap tahun kami juga selalu diundang oleh Pemkab Banyuwangi untuk mengikuti Festival Al Banjari di Banyuwangi,” ucap Dini Mekarsari yang memiliki sebanyak 2.100 siswa ini.
Siswa SMK Krian 1 Sidoarjo sebanyak 2.100 itu terdiri dari 4 jurusan, yaitu jurusan teknik permesinan, teknik instalasi tenaga listrik, teknik rekayasa perangkat lunak dan teknik pengelasan. “Makanya, kami selain mengadakan lomba Al Banjari, juga ada kegiatan expo kampus serta job fair,” ucapnya.
Di ujung wawancara, Dini Mekarsari mengatakan kalau pendidikan karakter yang pasti dilakukan rutin tiap hari adalah para bapak/ibu guru selalu menyambut kedatangan para siswa di pintu gerbang, untuk berjabat tangan/salim.
“Kelihatannya itu sepele, tetapi bagi kami sangat penting sekali untuk anak-anak menghormati gurunya. karena guru adalah orangtua di sekolah. Selain itu sholat berjamaah, istighotsah tiap jumat termasuk juga para remasnya juga sangat aktif mengikuti kegiatan keagamaan,” pungkasnya. [ach]

Tags: