SMK Ramai-ramai Susutkan Rombel

Foto: ilustrasi

Daya Tampung Dikurangi
Dindik Jatim, Bhirawa
Di Surabaya, daya tampung sekolah negeri jenjang SMP meningkat drastis tahun ini. Sebaliknya, daya tampung untuk jenjang SMK mengalami pengurangan. Sekolah ramai-ramai mengurangi jumlah rombel hingga menutup jurusan.
Kepala SMKN 12 Surabaya Bhiwara Sakti Pracihara menuturkan, tahun ini sekolahnya melakukan pengurangan rombel hingga delapan kelas. Enam di antaranya ialah rombel kelas X, satu rombel kelas XI dan satu rombel kelas XII. Dengan pengurangan sejumlah rombel tersebut, saat ini SMKN 12 hanya memiliki 82 rombel dari tahun lalu sebanyak 90 rombel.
“Ada pengurangan tidak masalah, karena memang ada jurusan yang sepi peminatnya. Misal dari tiga rombel menjadi dua masih cukup,” tutur Praci saat dikonfirmasi kemarin, Minggu (29/7).
Praci merinci, jumlah rombel yang dikurangi ialah satu rombel jurusan kriya kayu, satu rombel jurusan seni lukis, satu rombel jurusan karawitan dan satu rombel jurusan teater. Sementara dua rombel jurusan teknik permesinan, lanjut dia, tahun ini sudah ditutup. Dengan begitu, 15 jurusan di sekolahnya akan fokus dengan jurusan seni.
“Nanti ada guru yang akan mutasi ke luar Surabaya, ada juga yang akan pindah sekolah lain. Di Surabaya masih akan banyak yang menampung guru-gurunya. Karena kebutuhan memang tinggi,” tutur Praci.
Sejumlah 82 rombel yang saat ini ada, lanjut dia, tahun depan akan kembali dilakukan pengurangan. Targetnya, jumlah rombel yang tersisa mencapai 72 rombel. “Jadi bertahap, tahun ini kita kurangi enam untuk kelas X atau 24 rombel, tahun depan kita terima 24 rombel lagi, begitu selanjutnya dua tahun yang akan datang,” kata dia. Selain SMKN 12, SMKN 2 Surabaya juga terimbas pengurangan rombel tahun ini. Kepala SMKN 2 Djoko Priatmodjo menuturkan, pengurangan rombel dilakukan untuk menyesuaikan peraturan yang ada. Yakni Permendikbud 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. “Kita tidak berani rombelnya tetap. Nanti akan jadi masalah kalau ditabrak aturannya,” tutur Djoko.
Dari total 87 rombel, Djoko mengungkapkan tahun ini tersisa 82 rombel dengan pengurangan lima rombel. Tahun lalu, pihaknya membuka hingga 29 rombel. Sementara tahun ini tinggal membuka 24 rombel. “Tahun depan tetap kita buka 24 lagi. Jadi pengurangannya bertahap,” kata dia. Dengan adanya pengurangan rombel, lanjut Djoko, peningkatan mutu sekolah akan lebih mudah tercapai. Sebab, standar proses yang ditetapkan Kemendikbud perlahan akan tercapai.
Masing-masing jurusan yang dikurangi rombelnya, lnjut Djoko, antara lain teknik konstruksi kayu, teknik permesinan, teknik komputer jaringan, audio visual, dan teknik kendaraan ringan. “Masing-masing kita kurangi satu rombel. Kalau tidak dikurangi nanti BOS (Bantuan Operasional Sekolah) bisa bermasalah, malah biaa tidak cair,” tandasnya. Selain dua SMK tersebut, sejumlah SMK yang tahun lalu memiliki rombel berlebih ialah SMKN 1 Surabaya sebanyak 80 rombel dan SMKN 5 sebanyak 86 rombel. [tam]

Rate this article!
Tags: