SMK Rujukan Digerojok Dana Miliaran, Jatim Terima Kuota 275 Lembaga

SMKN 1 Surabaya secara resmi menggandeng dunia industri melalui penandatangan MoU di sela Ekpose SMK Rujukan oleh Direktorat Pembinaan SMK di Surabaya, Kamis (8/12). [adit hananta utama]

SMKN 1 Surabaya secara resmi menggandeng dunia industri melalui penandatangan MoU di sela Ekpose SMK Rujukan oleh Direktorat Pembinaan SMK di Surabaya, Kamis (8/12). [adit hananta utama]

Surabaya, Bhirawa
Keberadaan satuan pendidikan menengah kejuruan di Jatim benar-benar dimanjakan oleh pemerintah. Betapa tidak, dalam hal anggaran SMK terus diprioritaskan baik dari pemerintah provinsi maupun  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Di level provinsi, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim telah mengalokasikan anggaran untuk peningkatan sarana prasarana SMK sekitar Rp 400 miliar. Sementara dari pusat, Kemendikbud mengalokasikan anggaran khusus bagi SMK yang terpilih sebagai rujukan. Nilainya berkisar Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar per lembaga.
“Banyak keutamaan dari SMK Rujukan ini, salah satunya kita dukung anggaran Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar. Tergantung pengajuan programnya,” terang Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Mustaghfirin Amin di sela penyelenggaraan Ekpose SMK Rujukan di SMKN 1 Surabaya, Kamis (8/12).
Di SMKN 1 misalnya, anggaran SMK Rujukan tahun ini sebesar Rp 1,1 miliar ditambah peralatan sebesar Rp 450 juta. Di Jatim, lanjut Mustaghfirin, mendapat kuota cukup besar sebagai sasaran SMK Rujukan ini. Dari 1.650 nominasi SMK Rujukan se- Indonesia, Jatim mendapat alokasi sebanyak 275 lembaga. Jumlah ini termasuk besar bila dibandingkan provinsi lain.
“Minimal tiap kabupaten/kota ada tiga nominasi SMK Rujukan. Jatim mendapat jatah 275 SMK. Salah satunya SMKN 1 Surabaya,” katanya . Saat ini, lanjut dia, jumlah lembaga SMK di Indonesia mencapai 13.500. Dari jumlah itu, 1.650 SMK dijadikan nominasi SMK Rujukan.
Selain anggaran, Mustaghfirin juga mengungkapkan kelebihan SMK Rujukan antara lain memiliki akses besar, mutu yang tinggi, proses pembelajaran modern, tingkat kebekerjaan lulusan tinggi, serta memiliki sahabat industri lebih dari 100. “Program ini terus kita lihat. Tiap tiga bulan ada penilaian. Akhirnya apa, sekolah-sekolah itu terus berjalan. Ini bukan diberi terus mati, bukan,” tegasnya.
Dia menyatakan, SMK lain yang belum masuk nominasi SMK Rujukan dapat meningkatkan diri. “Jadi ini bukan bersaing untuk saling mengalahkan, tapi bersaing dengan diri sendiri supaya menjadi lebih baik,” jelasnya.
Untuk mengajukan program ini, sekolah minimal memiliki siswa di atas 1.000. Selain itu, sekolah juga memiliki imbas kepada minimal dua SMK di sekitarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Saiful Rachman menambahkan seharusnya SMK-SMK di Jatim bukan lagi masuk nominasi SMK Rujukan, melainkan langsung ditunjuk Kemendikbud menjadi SMK Rujukan. “Dengan berlakunya UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Jatim akan melakukan perubahan signifikan terkait SMK,” terangnya.
Dia mencontohkan keberadaan SMKN 1 Surabaya. Menurutnya, dengan jumlah siswa di atas 3.000 siswa, pembelajaran modern dan prestasi bagus, sudah pantas menjadi SMK Rujukan. “Tidak perlu melihat detail, cukup lihat permukaan saja sudah kelihatan bagusnya SMKN 1 Surabaya,” terangnya.
Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Sudarminto mengatakan di Surabaya hanya SMKN 1 dan SMKN 10 yang masuk menjadi nominasi SMK Rujukan. [tam]

Tags: