SMK Swasta Jatim Siap Hadapi Penerapan Program New Normal

Dr Kisyanto SM SE MM

Sidoarjo, Bhirawa
Rencana Program New Normal yang akan diterapkan pemerintah pusat, termasuk di lingkungan dunia pendidikan, disambut dengan berbagai persiapan sesuai dengan protokol kesehatan oleh lembaga pendidikan di Sidoarjo, bahkan ribuan SMK Swasta di Jawa Timur.
Hal ini ditegaskan Sekretaris MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMK Swasta Jawa Timur, Dr Kisyanto SM SE MM, Kamis (28/5) kemarin. Menurutnya, teman SMK Swasta se Jatim yang jumlahnya sekitar 1.700 telah siap, apapun yang menjadi keputusan pemerintah bila New Normal diberlakukan siap melaksanakan. ”Kami juga terus melakukan komunikasi untuk persiapan, bila program ini benar dijalankan dan bila ditunda apa yang harus dilakukan,” katanya.
Selain itu juga menyiapkan pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) yang masih kurang maksimal. Kini diupayakan untuk bisa berjalan dengan maksimal. Minimal mendekati standar.
Disamping itu, untuk persiapan di sekolah tetap diinstruksikan kepada para siswa yang sekarang masih di rumah untuk mengisolasi diri, minimal 14 hari. Itu menjadi syarat wajib ketika anak-anak harus masuk sekolah, meskipun nantinya menerapkan dengan double shift dan lain sebagainya.
“Jadi alternative – alternatif seperti itu semuanya sudah dipersiapkan teman – teman kepala sekolah,” ungkap Kepala SMK YPM 8 Sarirogo Sidoarjo ini.
Maka untuk sementara ini terus melakukan sosialisasi secara menyeluruh ke SMK – SMK Swasta yang ada di Jawa Timur, terutama para siswa agar mengisolasi diri selama 14 hari, karena itu sebagai syarat untuk masuk sekolah nanti. Berikutnya, sekolah wajib menyiapkan standar protokol kesehatan, diantaranya penyemprotan desinfektan, menyediaan masker untuk para siswa bila mereka dari rumah lupa membawa masker.
“Termasuk juga penyediaan hand sanitizer, hingga memperbanyak tempat cuci tangan di tempat strategis, dengan air yang mengalir serta dilengkapi sabun cuci tangan,” jelas Kisyanto.
Juga menghimbau untuk menyiapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan virus Covid-19 di tingkat sekolah. Itu nanti bisa melibatkan para siswa sendiri yang menjadi petugasnya. Bisa juga dari OSIS atau siswa dari peserta ekstrakurikuler yang bergilir bergantian. ”Kalau petugasnya sebaya akan lebih tahu, dan lebih mudah untuk memantau Protokol Kesehatannya, karena mereka sehari – harinya sudah lebih akrab,” himbaunya.
Jika ada temanya yang belum mencuci tangan, petugas ini bisa mengingatkan, bila ada teman-teman yang bergerombol mereka juga bisa mengingatkan. ”Termasuk tanggapnya, ketika melaksanakan thermo gun ada temannya yang suhu badannya melebihi standar, mereka yang harus melapor ke pihak sekolah, dan sekolah akan menindaklanjuti,” pungkas Pak Kis sapaan akrabnya. [ach]

Tags: