SMKN 1 Rejotangan Tulungagung Cetak 30 Agen Perubahan Anti Perundungan

Siswa SMKN 1 Rejotangan saat menandatangani deklarasi anti perundungan.

Tulungagung, Bhirawa.
SMKN 1 Rejotangan mendeklarasikan sebagai sekolah anti perundungan. Saat ini di sekolah tersebut juga sudah terdapat 30 siswa yang menjadi agen perubahan perundungan.

“Dengan sudah dideklarasikannya SMKN 1 Rejotangan sebagai sekolah anti perundungan maka perundungan yang bisa terjadi disekolah akan bisa pula dicegah,”ujar Kepala SMKN 1 Rejotangan, Masrur Hanafi, Rabu (13/10).

Dalam deklarasi anti perundungan ini menurut dia, SMKN 1 Rejotangan sudah mencetak 30 siswa yang menjadi agen perubahan perundungan. Disamping dua guru fasilitator.

Masrur Hanafi selanjutnya menandaskan program anti perundungan sangat penting mengingat masih relatif banyaknya perundungan atau bullying di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal. “Makanya diadakan deklarasi anti perundungan agar tindakan perundungan bisa dihindari di manapun khususnya di sekolah,” paparnya.

Hal yang sama dikatakan Humas SMKN 1 Rejotangan, Sodikin. Menurut dia, deklarasi anti perundungan di SMKN 1 Rejotangan dilakukan dalam kegiatan roots day yang berlangsung pada Jumat (8/10) dan Sabtu (9./10) akhir pekan lalu.

“Dalam roots day ini sekaligus dilakukan pementasan karya siswa ini merupakan implementasi paradigma baru kurikulum 2021 di SMKN 1 Rejotangan yang telah ditunjuk sebagai SMK Pusat Keunggulan dalam rangka menciptakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila dan budaya kerja (P5BK), ” tuturnya.

Sodikin menyebut, profil pelajar Pancasila itu untuk menciptakan siswa dalam memecahkan masalah tetap mengutamakan sikap keimanan dan ketaqwaan yang kuat, akhlak mulia, kegotongroyongan dan kebhinnekaan global. “Dalam hal ini kami pun menggandeng stake holder dari TNI dan Polri untuk memberikan materi pada siswa. Ini karena terkait dengan materi kesamaptaan, kebangsaan dan kesadaran hukum,” sambungnya.

Selanjutnya Sodikin mengatakan pula jika pemberian materi oleh TNI dan Polri tersebut dilakukan dua mingu sekali pada siswa. “Harapannya siswa mempunyai jati diri dan merdeka belajar,” pungkasnya. (wed)

Tags: