SMKN 12 Surabaya Raih Dua Emas dan Satu Perunggu di Ajang FLS2N

Pebimbing Tim Karawitan Eko Jalu Pramono saat melatih siswa karawitan SMKN 12 Surabaya dan salah satu anggota yang juara dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). [oky abdul sholeh]

Maknai Jujur adalah Juara, Lakukan Rekaman dari Daerah Ke Daerah
Surabaya, Bhirawa
Tim Karawitan SMKN 12 Surabaya sukses mempertahankan gelar juara untuk ketiga kalinya dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di bidang Musik Tradisi. Menariknya, proses seleksi lomba dilakukan secara virtual. Kendati begitu, tim yang beranggotakan Caesar Prayoga, Five Prita Oktavia, Tegar Roytama, Krisna Juliananta, Bayu tri Wahyudi meraih penyaji terbaik kategori inovatif.
Menurut Pembimbing Tim Karawitan, Eko Jalu Pramono, berbeda dengan tahun sebelumnya di mana seluruh peserta bisa unjuk kompetensinya di depan juri secara langsung, tapi tahun ini seluruh lomba dilakukan secara virtual dengan mengirimkan rekaman video.
“Karena hastag nya Berpestasi Dari Rumah, Jujur Adalah Juara, itu buat semuanya secara langsung. Mulai distribusi alat ke rumah masing – masing hingga nge record musik yang dimainkan siswa secara satu per satu. Kita ndak mau dubbing atau lipsing,” ujar dia kepada Bhirawa, Rabu (7/10).
Jalu, sapaan akrabnya Eko Jalu Pramono, dalam proses pembuatan musik tradisi yang mengangkat Harmonisasi Surabaya ini menghabiskan waktu selama dua bulan. Dan bersama Suparman yang merupakan pembimbing membuat musik lebih dahulu hingga merekamnya.
“Kemudian kelima anak kami distribusikan musiknya. Kemudian anak – anak mempelajari di rumah dengan alat yang kita distribusikan. Bulan Agustus kami observasi ke Bojonegoro, Kediri, Blitar, dan Tulunganggung. Bulan september kami melakukan rekaman. Seminggu sekali kami record dan melakukan editing sendiri,” jabarya.
Lebih lanjut, dalam memainkan musik tradisi ini setiap anak menghabiskan waktu selama 10 menit. Jika, siswa mampu memainkan lebih dari tiga instrumen, misalnya kemampuan bermain musik gender, slentem, vokal dan bunang yang dimainkan secara bersamaan selama 10 menit.
“Jadi Alhamdulillah, anak – anak ini menguasai lebih dari tiga instrumen musik,” imbuh dia.
Sementara itu, salah satu anggota karawitan Five Prita Oktavia mengungkapkan, dalam FLS2N kemarin, pihaknya mampu memaimkan empat instrumen seperti kenong, ketuk, vokal, sarang penerus atau peking.
“Ada kendala apalagi waktu bareng vokal sindenan dan harus memainkan peking ini sulit. Jadi memang harus belajar setiap hari, kalau ada kesulitan harus tanya ke guru,” kata dia.
Kesulitan lain yang ditemukan yakni penyamaan beat, tempo, ketukan dan irama. Pasalnya, proses latihan dan lomba pun dilakukan sendiri-sendiri dirumah masing-masing. ”Dengan sistem yang seperti itu, Alhamdulillah mendapat banyak banget pengalaman, kerja keras ekstra dan tidak menyangka sampai meraih medali emas,” urainya.

Maksimalkan Potensi Lokal, Siapkan Progres Setahun Sebelumnya
Memaksimalkan potensi daerah menjadi salah satu kunci kesuksesan Tim Karawitan SMKN 12 Surabaya mempertahankan juara dalam ajang FLS2N. Terlebih, persiapan pun sudah dilakukan setahun sebelum ajang bergengsi tahunan ini dilaksanakan.
Kepala SMKN 12 Surabaya, Bhiwara Sakti Pracihara menuturkan, salah satu kunci sukses sekolahnya dalam FLS2N yakni mampu membaca Juknis yang diberikan. Apalagi, Jatim mempunyai akar budaya yang diunggulkan yang tidak dimiliki provinsi lain.
“Sehingga saya tantang untuk benar – benar menggali music – musik potensial di berbagai daerah. Kalau bisa yang belum terkenal untuk dikembanhkan jadi icon. Jadi lebih fokus dalam mengangkat budaya lokal,” jelas dia.
Dan tahun depan, lanjut dia, sudah mempunyai progres yang akan dilombakan dalam FLS2N. Tak hanya progres untuk musik tradisi, di bidang Film pun, tahun depan ia menargetkan emas untuk bidang Film.
“Yang selama ini difokuskan dalam satu jurusan misalnya film, padahal kalau dibilang membuat film anak teater dan animasi bisa. Jadi akan saya adu internal dulu. Dan akan saya lihat sampai sejauh mana para Kajur bisa membaca Juknis. Itu upaya kedepan. Apalagi tidak ada pembedaan antara sekolah seni dan non seni, jadi emas memang saya targetkan,” tegasnya.
Dalam FLS2N tahun ini, dikatakan Praci ada enam bidang lomba yang diikuti SMKN 12 Surabaya. Mulai Film, Gitar Solo, Penyanyi Klasik, Musik Tradisi, Vokal Solo dan Tari Solo. ”Saat di provinsi saya kirim semua. Yang masuk mewakili Katim hanya tiga dan ketiganya mendapat juara,” katanya.
Perlu diketahui, selain Musik Tradisi yang mendapatkan medali emas, bidang Tari Solo juga meraih prestasi yang sama. Selain itu meraih medali perunggu di lomba Monolog. [ina]

Tags: