SMKN 3 Probolinggo Jahit APD Pesanan Pemprov Jatim

Alumni Siswa SMKN 3 Probolinggo jahit APK. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19), Pemprov Jawa Timur terus berpacu menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) dengan jumlah memadai. Sekolah – sekolah kejuruan yang memiliki jurusan tata busana pun dimintai tolong menjahit APD, diantaranya SMK Negeri 3 Kota Probolinggo.
Permintaan Pemprov Jatim ini tidak disia-siakan, justru kesempatan yang baik ini dianfaatkan dalam mengisi libur sekolah ini, untuk tetap ikut berpartisipasi membangun negara melalui keahlian jaitnya.
“Kami diminta Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan Jatim untuk menjahit pakaian APD,” kata Kepala SMKN 3 Kota Probolinggo, Siti Rohmahadi di sekolahnya, Minggu (5/4). Pihak sekolah kejuruan di Jl Pahlawan, Kota Probolinggo itu pun mengerahkan 25 guru dan alumni SMKN 3 yang rata-rata memiliki kemampuan menjahit.
Sebenarnya, pihak SMKN 3 hendak mengerahkan murid – murid jurusan tata busana tetapi ada kendala di saat mereka diimbau belajar di rumah saat Covid-19 merebak. Kami tidak mau terlalu jauh mengambil resiko untuk itu, biarlah para siswa tetap belajar di rumah, sebagai upaya menjaga jarak.
“Awalnya kami ingin melibatkan para siswa, ternyata para orang tua tidak berkenan anak-anaknya keluar rumah saat pandemic Covid-19, sehingga kami melibatkan guru dan alumni. Saya kira tak ada masalah, itu menjadi kewajiban orang tua siswa untuk melindungi anak-anaknya dari Covid 19 yang semakin lama semakin merebak, dengan para alumni yang ada ini saja sudah cukup untuk memenuhi pesanan Pemprov Jatim,” terang Siti.
Ihwal pembuatan APD di sekolah. Sebelumnya ada video conference antara Dispendik Jatim dengan SMK Pariwisata terkait Covid-19. Dispendik pun meminta bantuan SMK – SMK yang mempunyai jurusan tata busana untuk menjahit APD.
“Jumat (3/4) lalu, bahan berupa dua gelondong kain kami ambil di Dispendik Jatim di Surabaya, hari ini kami jahit bersama-sama. Setiap gelondong kain bisa dijadikan 25 unit APD, sehingga total sebanyak 50 buah APD. Dalam sehari, diharapkan 50 buah APD itu bisa rampung dikerjakan. Sebab harus langsung dikirim ke Surabaya,” lanjut Siti.
Disinggung soal ongkos menjahit 50 buah APD, Siti mengatakan, tidak ada ongkosnya alias gratis. ”Tidak ada, kami sukarela menjahit APD, bahkan kami ikut menyumbang benang dan risleting,” imbuh dia.
Sehingga tidak hanya PT Putrateja Sempurna yang mendapat order APD (Alat Pelindung Diri), SMKN 3 Kota Probolinggo juga mendapat pesanan barang yang sama dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebanyak 50 unit dan harus diselesaikan dalam sehari. Hanya saja, jumlahnya tak banyak seperti PT Putrateja Sempurna yang pesanannya hingga 7 juta unit APD.
Siti Rohmah juga menjelaskan, pihaknya memperoleh order APD dari Gubernur Jatim pada Kamis 30/3) lalu. Seluruh kepala SMK yang memiliki jurusan tata busana mengikuti rapat teleconference dengan Dinas Pendidikan Jatim UPT SMK. ”Rapat teleconference Kamis. Pesanan pertama, hanya 50 unit,” katanya.
Pesanan harus selesai satu hari. Siti Rohmah optimis, order selesai dikerjakan dalam tempo sehari dan Sabtu sore sudah dikirim ke Surabaya. Namun waktunya terlalu malam, maka pesanan dikirim Minggu (5/4) pagi.
Ia dan tukang jahitnya tidak mempermasalahkan, tidak mendapatkan apa – apa dalam pekerjaan ini. ”Ini kan bencana. Tidak masalah. Anggap saja kami menyumbang tenaga dan kami ikhlas. Kalau bahan bakunya dari Pemprov. kami hanya menjahit saja,” tuturnya.
SMKN 3 di Kota Probolinggo, gotong royong memproduksi APD berupa baju hazmat. Baju hazardous material suit (hazmat) ini. Langkah itu dilakukan mengingat kebutuhan APD yang sangat mendesak. Berbekal bahan kain dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, produksi dilakukan SMKN 3 Kota Probolinggo. [wap]

Tags: