SMKN 6 Borong Sembilan Gelar LKS SMK Wilker I

Kontingen LKS SMKN 6 surabaya berhasil memborong sembilan gelar pada gelaran LKS SMK Wilker I

Kecepatan dan Ketrampilan Fokus Utama Evaluasi untuk Persiapan Tingkat Provinsi
Surabaya, Bhirawa
Target juara menjadi misi utama SMKN 6 Surabaya dalam mengumpulkan pundi – pundi gelar juara di Lomba Kompetensi Siswa (LKS) wilayah kerja (wilker) 1 pada 26 hingga 28 Nopember 2019. Terbukti dari Sembilan gelar juara yang diraih enam bidang lomba menjadi juara I. Yakni, Hairdressing, Beauty Therapy, Fashion Technology, Restaurant Service, Pastry Cook, dan Tourism Industry. Sementara untuk juara II diraih dari lomba Akuntansi, juara harapan I perhotelan dan juara harapan dua diraih dari lomba cookery.
Ketua Jurusan Tata Boga, Sri Ratna menuturkan, jurusan tata boga menjadi terbanyak meraih gelar juara. Terhitung ada dua bidang yang memborong juara I untuk Restaurant Service dan Pastry Cook. Sedangkan juara harapan dua untuk lomba cookery. Kendati begitu akan dilakukan evaluasi untuk meningkatkan performance siswa bimbingannya dalam LKS di tingkat Provinsi Jawa Timur.
“Di restaurant service kami ada beberapa evaluasi dan kesulitan. Karena selain kecepatan juga ada penilaian kerapian. Jadi harus detail dan teliti. Maka hampir setiap hari melakukan latihan secara rutin dengan jadwal yang telah dibuat oleh siswa. total ada 10 materi yang nantinya akan diujikan,” ujar dia.
Selain itu, juga melatih siswa untuk bertanggung jawab dengan dirinya. Dari semua jadwal latihan LKS dan materi mereka yang menyiapkan. Sedangkan guru hanya mendampingi apa yang ingin diasah oleh siswa saat latihan.
Sementara itu, untuk lomba di kategori Pastry, Sri Ratna menuturkan, jika siswa tidak hanya mengasah keterampilannya dalam membuat kue. Tetapi juga inovatif dalam membuat kreasi pastry dari bahan bahan yang disediakan. Bahkan, tidak ada bahan yang terbuang.
“Masakan patesary ini unik. Tapi hanya sedikit di Indonesia yang berminat menggeluti bidang ini. karena banyak ragam dan tingkat kesulitan tinggi juga memerlukan ruangan yang dingin,” katanya.
Di bidang lomba perhotelan, SMKN 2 Surabaya harus puas berada di peringkat juara harapan I. Karena itu, pembimbing dua bidang lomba perhotelan, Yoseph Agung Prio melakukan evaluasi pada siswa bimbingannya. Ia menyadari jika soal mental, kecepatan dan keterampilan masih menjadi fokus utamanya untuk memperbaiki performance anak didiknya. Di samping itu, kesiapan praktek, ring division dan bahasa inggris juga menjadi perhatian pihaknya.
“Kekurangannya kemarin menurut hasil evaluasi para pebimbing di kecepatan, postur tubuh. Dan sekarang saya lagi training dari kecepatan. Karena dari set troli, striping bed, klining room, klining bathroom, making bed membutuhkan waktu 35 menit harus selesai. Kami targetkan 25 menit ini bisa selesai,” ujar dia.
Sementara itu, salah satu peserta LKS yang lolos di tingkat Provinsi untuk bidang lomba Beauty Teraphy Shaffa Salsabillah mengungkapkan, meskipun meraih juara satu, bagian face painting menjadi kesulitannya. Karena dibutuhkan gambaran yang presisi dan sama persis dengan gambar aslinya.
“Kesulitan lainnya di kombinasi warna (gradasi warnanya yang juga harus ditonjolkan. Jadi saya persiapakan ini kira – kira satu bulan sebelum nanti di tingkat provinsi,” ujar siswa kelas XII jurusan kecantikan rambut dan kulit ini.

Matangkan Mental Datangkan Psikolog hingga Orang Tua
Persiapan matang yang dilakukan SMKN 6 Surabaya dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) wilayah kerja 1 membuahkan hasil yang memuaskan. Pasalnya torehan prestasi kali ini, meningkat dibanding tahun lalu yang hanya membawa pulang lima gelar juara. Tahun ini, para kontingen dari SMKN 6 Surabaya membawa Sembilan gelar.
Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun menuturkan, torehan prestasi itu tidak lepas dari berbagai upaya persiapan yang dilakukan. Mulai mendatangkan psikolog untuk pendampingan psikologi dan mental siswa. Selain itu, pihaknya juga mengundang orang tua untuk memberikan motivasi khusus pada para peserta yang akan bertanding.
“Sebelum pemberangkatan, kami lakukan seleksi tes tulis. Kami juga lakukan psikotes untuk melihat mental mereka. Anak – anak terkadang sudah kompeten, tapi mentalnya yang tidak ada. Jadi kami kerjasama dengan psikolog untuk itu,” ungkap dia.
Di samping itu, juga melakukan pendampingan baik di lab maupun dengan industri sesuai dengan materi soal-soal yang akan diuji lombakan.
“Kami juga undang narasumber (industri) yang selaras dengan materi yang akan diampu. Juga melakukan training baik di sekolah maupun di luar sekolah sesuai dengan peralatan yang akan dibutuhkan,” jelas dia.
Cara yang sama juga akan dilakukan untuk persiapan LKS di tingkat Provinsi Jawa Timur hingga Bulan Januari mendatang. Bahrun juga akan mendatangkan motivator untuk penguatan mental siswa.
“Untuk level Jatim siswa harus memiliki wawasan yang lebih luas. Kompetensi (yang dimiliki) siswa sudah cukup. Tergantung nanti harus ada inovasi kolaborasi dan entertaimen. Tak hanya standart kebutuhan soal saja,” paparnya. [ina]

Tags: